Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Tiga Dimensi dalam Lagu "Tenang" Yura Yunita

10 Maret 2023   23:16 Diperbarui: 14 Maret 2023   00:56 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Yura Yunita. Sumber: kompas.com

Lagu Tenang adalah salah contoh dari sekian gendre musik hari ini yang telah membuktikan bagaimana dunia musik menyentuh sisi-sisi kehidupan manusia. 

Kalau kita melihat dan menyaksikan secara saksama lirik lagu Tenang, ada tiga dimensi penting yang paling menonjol. Beberapa aspek tersebut dapat dijelaskan dalam beberapa point berikut

1. Aspek diri pribadi

Lagu Tenang ditulis oleh Yura Yunita karena kegelisahan dan ketidaktenangannya pada suatu malam.

Aku ingin bisa tenang. Demikian keinginan Yura. Namun, ada suara-suara yang lebih kuat datang dari sekelilingnya. Suara-suara yang datang terus menguras energi. Mereka adalah cerita-cerita sedih yang dikisahkan oleh orang-orang terdekat. Cerita yang hampir mirip dengan pengalaman pribadi Yura.

Pengalaman sedih terlahir karena diejek dan difitnah. Mendatangkan rasa beban di hati dan sesak di dada. Pada situasi inilah, Yura ingin sekali mengungkap rasa kegelisahannya. Namun rasa-rasanya sulit sekali. Orang-orang terdekatnya tidak berada di sisinya.

Yura Yunita menyadari bahwa gelisah dan tenang selalu melekat erat. Mereka datang dan pergi silih berganti. Dan semua rasa itu sepertinya tidak bisa diatasi sendiri. Oleh karena itu, salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan menulisnya dalam syair lagu Tenang.

Lewat syair lagu, Yura ingin menumpahkan semua isi hatinya, Ada kemauan untuk mandiri. Tanpa tergantung pada orang lain. Mengatasi semua rasa yang mengusik ketenangan.

2. Aspek sesama

Sebenarnya Yura sendiri tahu bahwa tidak semua hal bisa diatasinya sendiri. Dia butuh bantuan orang lain. Dia Ingin mengungkapkan emosi yang mengganjal di hati. Butuh seseorang yang siap mendengarkannya. Bila perlu memeluk dirinya.

Yura butuh seseorang yang menguatkannya. Bahwa semuanya baik-baik saja. It's OK. Its gona be OK. Namun Yura sekali lagi kembali berhadapan dengan kenyataan bahwa semuanya tidak ada di sisinya saat itu.

Memang kemudian ada orang-orang terdekatnya yang memberi kekuatan tetapi mereka hadir bukan di malam keresahan itu. Mereka hadir tidak persis di saat dimana suara-suara fitnahan dan ejekan bergaung di dalam batok kepalanya.

Walaupun kehadiran mereka datangnya kemudian, namun bagi Yura, mereka tetap memberikan sumbangan yang berarti. Mereka yang menguatkan Yura. Mereka pula yang mengantarkan Yura mendapatkan self healing.

Untuk itu, Yura mengucapkan terima kasih atas semua perhatian yang telah diberikan oleh orang-orang terdekatnya. Tanpa mereka, Yura belum sepenuhnya keluar dari keresahan yang selalu menyelimutinya.

3. Aspek Pencipta

Apakah Yura hanya hanya mengandalkan diri sendiri dan orang-orang terdekatnya? Jawabannya adalah Tidak.

Menariknya ujian berat yang dihadapi Yura adalah malam-malam menjelang masa puasa. Yura memanfaatkan kejadian ini sebagai moment kontemplasi. Hal ini terbukti dalam penggalan syair lagu Tenang: "Menanti-nanti cahaya-Mu, beri aku petunjuk-Mu"

Masa puasa adalah moment untuk kembali kepada Dia yang di atas. Moment puasa mengenal diri, dialog pada diri dan Tuhan.

Yura mengakui bahwa Dia (Tuhan) yang telah berhasil membuat dirinya tenang. Segala perkara yang dialaminya dikembalikan kepada Dia yang berada di atas sana.

Hikmah yang kita pelajari dari Lagu Tenang

  • Kegelisahan dan ketenangan selalu melekat erat. Demikian pula dengan kesedihan dan kegembiraan. Mereka datang dan pergi silih berganti.
  • Setiap orang perlu menyikapi situasi. Bagaimana dan dengan apapun caranya. Mengelolah rasa itu penting. Jadikan segala dimanika perasaan menjadi karya-karya positif.
  • Selain itu, orang terdekat pasti akan memberikan bantuan agar kita keluar dari situasi sulit. Yang terpenting ada keterbukaan untuk menyampaikan segala kegundahan.
  • Namun saya dan anda adalah manusia yang penuh kekurangan. Maka dari itu, segala persoalan hidup hanya bisa diatasi secara sempurna hanya bila kita menyerahkan sepenuhya pada Dia yang telah memberi kehidupan

Musik hari ini sudah menyentuh banyak aspek dalam lirik-liriknya. Dia membawa tugas dan tanggung jawab multi fungsi. Aspek kemanusiaan dan spritual dalam syair-syairnya. Mudah-mudahan kita tidak hanya sekadar menikmati musik hanya sebatas hiburan semata tetapi berusaha mengambil makna dari setiap lirik yang disuguhkan.  Dan kepada para musisi, kita semua berharap bahwa syair-syair lagu yang diciptakan pun selalu membawa pesan-pesan bermakna bagi pendengarnya.

Sumber: Tulisan ini adalah pengakuan Yura Yunita sendiri. Penulis hanya mengelolah pernyataan Yuna dalam channel Youtube https://youtu.be/B25l1WaRdSk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun