Sang Penulis

Setiap hari sehelai demi sehelai ditulis
Setiap kata dipilih dan dianyamkan
Tetapi beberapa kali dikau hanya meliriknya
Tanpa senyum sedikitpun di bibirmu

Tidak peduli apa kau meliriknya atau tidak
Sang penulis tetap tak bergeser dari kursinya
Menorehkan pena di atas kertas
Merangkai kata menjadi baris syair

Disodorkan sehelai demi sehelai
Hanya gelengan kepala yang didapat
Lantas duduk membalikkan punggung
Dan tersenyum sinis

Diambil pula pena yang sudah miring
Menulis dengan tinta terakhir
"Aku tak akan kecewa dan tetap menulis.
Walau engkau tak meliriknya dengan sebelah mata
Sebab jika engkau membuka mata sekali saja
Mungkin aku akan terlelap dalam tidurku."