Bagi saya, menulis adalah keterampilan tertinggi saat mengolah rasa, mengolah kata, dan merangkaikannya menjadi pesan yang bermakna bagi pembaca. Dan yang terpenting lagi dari apa yang kita tulis Allah ridha. Sehingga ada nilai ibadahnya dan insyaallah  dengan menulis kita bisa mulia di mata Allah. (Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.-Penulis, Editor, Motivator)
Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. selaku pemateri Writing Is My Passsion berpendapat bahwa passion atau renjana adalah satu gairah yang dimiliki semua orang. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana kita menjaga passion dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang selalu ingin dan ingin lagi sehingga gairah itu tidak pernah padam.Â
Begitu juga dengan proses menulis. Ketika kita sudah menjadikan sebagai renjana, maka giat menulis tidak akan padam. Karena sudah menjadi kebutuhan bukan beban. Mampukah kita menjadikan menulis itu satu kebutuhan,atau  food  suplemen yang akan membawa kita menjadi orang yang mulia? Ini pertanyaan yang agak berat bagi kita yang memiliki passion dalam kegiatan menulis.
Bunda Kanjeng -Demikian sapaan akrab Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. - mengawali materinya dengan pertanyaan pembuka: "Mengapa Menulis Menjadi Passion yang menjanjikan?
Alasan paling mendasar menurut Bunda Kanjeng adalah kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Selain itu, hingga hari ini, profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial.
Namun kegiatan menulis bukannya tanpa kendala dan hambatan. Beberapa hal yang menjadi kendala misalnya setiap orang merasa tidak berbakat dalam menulis, tidak memiliki cukup waktu, tidak memiliki ide, tidak mau dikritik, tidak suka menulis.
Untuk bisa mengatasi kendala dan hambatan maka seorang yang ingin menjadi penulis sebaiknya melalkukan beberapa langkah. Langkah pertama menurut Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. adalah membaca banyak buku baik yang bersifat general (umum) maupun spesifik (misalnya sesuai dengan background akademik atau interest pribadi kita).
Masih berkaitan dengan langkah menjadi penulis yang baik di atas, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah ide dan gagasan seringkali muncul saat kita mendialektikakan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan orang lain atau dengan diri kita sendiri. Dalam situasi seperti ini, bila diperlukan, ada baiknya kita memiliki mentor menulis yang tepat.
Selain langkah-langkah yang telah disebutkan di atas, penulis yang baik sebaiknya mempersiapkan beberapa hal berikut:
1. Menggali dan Menemukan Gagasan/Ide
Pada tahap ini, penulis melakukan kegiatan penggalian gagasan atau ide. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui pengamatan baik terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi, imajinasi, dan kajian pustaka. Untuk mempermudah proses penemuan ide, cara efektif yang dapat digunakan adalah melalui brainstorming.
2. Menentukan Tujuan, Genre, dan Segmen Pembaca
Setelah menentukan gagasan/ide, penulis perlu menentukan tujuan menulis, genre yang diikuti serta target segmen pembaca.Sasaran pembaca akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam menentukan warna tulisan. Selain itu, kita harus memastikan bahwa tulisan yang kita hasilkan akan marketable
3. Menentukan Topik
Penentuan topik dilakukan setelah penulis menetapkan untuk apa menulis, genre apa yang dipilih dan siapa sasaran pembacanya. Misalnya, tujuan menulis untuk memberikan informasi yang benar tentang kesehatan. Genrenya tulisan populer. Jika sasarannya adalah orang tua (manula), maka penulis bisa menentukan tulisan misalnya dengan topik  "Hidup sehat di usia senja".
4. Membuat Outline
Outline merupakan bentuk kerangka tulisan. Kerangka tersebut menunjukkan gambaran materi yang akan ditulis. Menulis outline cukup dengan garis besarnya saja. Karakteristik outline yang baik memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan.
5. Mengumpulkan Bahan Materi / Buku
- Penulis wajib membaca banyak buku dan sumber bacaan lain untuk memperkaya perspektif dan referensi. Selain itu agar semakin banyak ide atau gagasan yang dapat dikembangkan.
- Apabila sudah menemukan topik, maka bahan bacaan yang dikumpulkan sesuai dengan topik yang sudah ditentukan.
Mengapa kita menulis?
Belajar dari pengalaman versi Founder KBMN (Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd) manfaat menulis banyak. Om Jay (sapaan akrab Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd ) dengan menulis bisa traveling  ke luar negeri. Selain  melakukan traveling,  Om Jay bisa bertemu dengan tokoh-tokoh penting seperti mas Menteri Pendidikan dan Bapak Presiden.Â
Masih berdasrkan pengalaman, para alumni kelas belajar menulis sebelumnya telah menghasilkan 60 buku Antologi.  Karya-karya besar ini merupakan hasil dari menulis. Asalkan mind set kita sebagai penulis  sudah diubah menjadi " Writing is My Passion.
Penutup
Jadikan menulis sabagai passion sebab dengan menulis intelektualitas dan kematangan berpikir semakin baik. Selain itu, hingga hari ini, profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial.
Sumber: Tulisan ini adalah rangkuman materi dari Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. dan hasil diskusi Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI pada WAG KBMN PGRI 28.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H