Menulis setiap hari akan berbuah prestasi ketika anda menulis dengan hati. Hanya dengan hati, maka akan bertemu dengan hati. (Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd)
Kutipan di atas adalah pernyataan pembuka dari Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd dalam Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI pada pertemuan pertama.
Pertanyaannya bagi kita adalah mengapa harus menulis dengan hati? Menurut Kusuma, alasan mendasarnya adalah jika menulis dengan hati maka kita akan bertemu dengan pembaca setia. Menulis itu akan mudah kalau langsung dilihat dan dialami serta didengarkan secara langsung. Dalam konteks demikian maka tidaklah heran jika  kisah nyata lebih disukai banyak orang daripada kisah fantasi.
Menulis setiap hari itu harus ikhlas. Hanya memberi tak harap kembali. Bagi ilmu setiap hari dan bagi pengalaman kepada semua orang. Hasilnya banyak orang yang mendoakan.
Berkaitan dengan menulis  setiap hari, Om Jay, demikian sapaan Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd, menawarkan agar mengoptimalkan penggunaan gadget. Hal ini disampaikan beliau dalam menjawabi pertanyaan peserta tentang cara menyempatkan menulis di tengah kesibukan tugas tugas utama sebagai pendidik pada satu pihak dan sebagai bapak atau ibu bagi anak-anak pada pihak lain.
Dengan memaksimalkan fungsi Handphone yang selalu ada di saku kita, semuanya menjadi mudah. Kita bisa menulis dimana saja dan kapan saja. Bahkan di saat sakit dengan HP kita masih  menulis sejauh tangan dan mata masih bisa digunakan. Bahkan sambil buang air besar kita bisa menulis. Hahahaa...
Handphone sangat membantu untuk menulis ide yang didapatkan. Pada saat ide muncul agar tidak mudah lupa atau hilang segera catat. Selain itu Om Jay menganjurkan agar membiasakan diri menulis di Handphone lalu dilanjutkan pada aplikasi khusus yang banyak oleh pembuat aplikasi sekarang ini. Menurut Kusuma, lebih baik lagi jika menulis langsung di blog karena tulisan di blog bisa diedit.
Menulis di blog banyak manfaatnya. Selain bisa menghasilkan cuan, menulis di blog juga bisa dibukukan dikemudian hari. Walaupun tulisan-tulisan di blog sangat bervariasi tetapi masih bisa dibukukan. Ibarat gado-gado tetapi masih tetap enak kalau dimakan.
Di saat menulis terkadang ada rasa malas. Pertanyaannya bagaimana cara merubah mental block yang ada pada diri kita sendiri terkait menulis dan membaca? Menurut Om Jay untuk mengatasi kemalasan sebaiknya banyak latihan menulis dan baca tulisan orang lain.
O ya, aku lupa menjelaskan apa itu Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI? Sebuah kelompok belajar menulis yang dibuat oleh Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd dalam satu wadah WhatsApp Grup. Kelas belajar menulis ini terdiri dari 1012 peserta yang datang dari berbagai wilayah Indonesia. Para Peserta kebanyakannya berprofesi sebagai guru. Akan tetapi sang inspirator membuka pintu juga bagi peserta non guru yang ingin belajar menulis.
Akhirnya, pertemuan pertama ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Tulislah dengan hati. Hanya dengan dan melalui hati, penulis bisa berjumpa dengan pembacanya
- Tulis apa yang dilihat, dirasakan dan didengar
- Maksimalkan fungsi Handphone yang selalu dekat dengan penulis
- Menulislah setiap hari dan bacalah tiap hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H