Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Balik Pintu

6 Januari 2023   05:28 Diperbarui: 6 Januari 2023   05:33 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku hanya bisa memandang sebuah pintu yang tertutup rapat
Sebuah pintu yang terbuat dari kayu aras
Tidak ada cela untuk mengintip apa isi dibaliknya
Terkunci dengan gembok baja

Tak berani pula aku mengetuknya
Pemiliknya selalu saja menanyakan siapa yang mengetuk pintunya
Terkadang pula pemiliknya mendengar ketukan tetapi pura-pura tidak mendengarkannya
Aku seperti disiksa menunggu kematian di luarnya berlama-lama

Tak mungkin pula aku membawa palu
Memporakporandakan pintu aras ini
Mencungkil henselnya
Atau merusakkan gagangnya

Aku hanya bisa pasrah
Berharap pemiliknya berubah sikapnya
Selalu bersedia mendengarkan ketukan
Mempersilahkan aku masuk
Mengijinkan aku keluar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun