Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Drama Tarian Air

5 Januari 2023   09:59 Diperbarui: 5 Januari 2023   10:15 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kusaksikan tarian nan indah gemulai
Di awal dari kaki bukit
Membelah tanah membasahi bumi
Bunyi iringan terlahir sendiri dari pintu yang mengeruak tabir

Aliran tarian air tak kunjung putus
Melenggak lenggok mengikuti daerah rendah
Saling berpegangan tangan
Menyanyikan lagu yang bergemuruh

Terkadang kumpulan penari air itu terbagi menjadi dua. Ada yang bertanya dengan ekspresi pura-pura bingung. "Mengapa kita terbelah? Bukankah kita satu adanya?" Yang lain menjawab:  "Tenanglah, kita membelah mengikuti irama aliran.Barangkali ada yang membutuhkan kita di arah utara dan ada yang membutuhkan kita di arah selatan. Kita sangat dibutuhkan di delapan penjuru mata angin. Kita tetap bersatu. Kita lahir dari rahim yang sama yaitu rahim bumi. Kita  akan kembali ke samudera keabadian di atas sana."

Tarian terus mengalir maju dan tak ada yang kembali ke hulu.
Tetap saling berpegangan tangan
Terkadang merayu batu membawa pasir
Merangkul akar pohon yang telanjang di atas air
Menghidupkan turbin listrik

Tarian air melambaikan  tangan kepada jembatan penyeberang
Bertepuk tangan dengan gayung gadis desa yang ingin membersihkan diri
Tersenyum kepada petani sawah yang sedang mengairi Sawah
Memberikan punggung kepada perahu-perahu kecil

Tarian air itu berubah seketika
Di saat arak-arakan tarian itu bergabung di samudera
Menjadi asin tetapi menghidupi biota laut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun