Ku tak akan bosan merangkai kata. Walau hanya ditemani bunyi jangkrik mengiringi langkah pena dari bait ke bait
Semakin terlarut dalam heningnya malam. Ada suara burung malam menemani jangkrik. Atau pada cecak yang berdecak kagum pada lihainya jemari. Mengatur jarak antara kata dan aku
Seperti bunyi gemercik air membentur batu, demikian pikiran membentur perasaan. Apakah kata yang terlintas di pikiran sudah mengungkap rasa
Pergulatan ini memberi ruang. Melihat sebuah fenomena seperti melihat jernihnya air pada sebuah gelas. Tak ada kepalsuan antara aku dan kenyataan
Sebab ini bukan cuma menghabiskan waktu tetapi demi mendiamkan gejolak jiwa yang terus meronta. Lalu melebur dalam hening bisu malam menemukan jiwa yang murni
Aku bukanlah kesepian. Tetapi hening seperti diamnya malam. Melihat lompatan pikiran yang tak pernah berhenti dari waktu ke waktu
Berharap menemukan telaga yang selalu diam. Tetapi selalu sadar kapan datangnya angin. Berhembus menimbulkan riak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H