Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Langit Biru

22 November 2022   19:58 Diperbarui: 22 November 2022   20:03 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengarlah rintihan

Para jiwa-jiwa yang merindukan

Tetesan hujan

Pada lahan yang menghidupkan dirinya

Beberapa hari belakangan

Para jiwa-jiwa selalu menengadah mata hatinya kepadamu

Berharap engkau tertutup mendung

Lalu menangis bersimbah hujan

Bukan benci bukan pula dengki

Bila dirimu bermandikan warna membiru

Tetapi para jiwa-jiwa akan sangat mencintai dirimu

Bila dirimu berlisptik hitamnya awan

Bila saja engkau mendengarkan suara

Para jiwa-jiwa yang terus mengharapkan hujan

Pastilah engkau jatuh hati

Lalu engkau mengirimkan hujan

Para jiwa-jiwa menyadari ketidakmampuannya menciptakan hujan

Karena itulah melimpahkan seluruh harapannya pada dirimu

Hanya engkau yang mampu melakukan

Menghadirkan hujan di tengah ladang

Langit biru nan suci

Pad amu semua berharap

Segera turunkan hujan

Membasahi  bumi yang hampir terbelah kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun