Beda generasi beda pula media yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Jika kita dulu menggunakan media surat sebagai alat berkomunikasi berpacaran maka dewasa ini sudah menggunakan alat yang sudah sangat canggih. Medsos menjadi perantara yang paling efektif untuk berkomunikasi antar sesama.
Bahwa penggunaan medsos sebagai alat komunikasi para remaja dewasa ini dapat kita lihat dalam berbagi studi dan riset tentang penggunaan internet sepanjang tahun 2022. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) misalnya, baru-baru ini merilis laporan "Profil Pengguna Internet 2022". Dalam laporan tersebut, APJII mengungkapkan penetrasi internet Indonesia mencapai 77,02% pada 2021-2022. Berdasarkan usia, penetrasi internet tertinggi berada di kelompok usia 13-18 tahun. Hampir seluruhnya (99,16%) kelompok usia tersebut terhubung ke internet.
Berdasarkan usia perkembangannya, anak-anak kita memiliki hubungan yang erat dengan teman sebayanya. Pergaulan pada selompok sebaya remaja biasanya dengan saling berkomunikasi, saling mencurahkan isi hati dan saling tukar pengalaman. Teman sebaya yang tidak tepat akan membawa remaja ke arah perilaku kehidupan yang tidak sehat. Salah  satu perilaku kehidupan yang tidak sehat adalah perilaku seksual pranikah. Teman sebaya yang setuju dengan hubungan seks pranikah akan memberikan pengaruh yang buruk.
Dalam konteks teman sebaya di atas, orang tua pasti memiliki kecemasan tersendiri. Sikap cemas di sini berkaitan dengan siapa si buah hati berteman. Jangan sampai si buah hati berteman dengan teman sebaya yang membawa dampak buruk bagi kehidupan si buah hati.
Oleh karena itu perlu mendeteksi pergerakan si buah hati melalui media sosial yang digunakannya. Hal ini tidak bermaksud mengganggu privasi anak. Tujuannya hanya semata-mata untuk memantau sejauh mana perkembangan anak mengaktulisasikan dirinya lewat medsos.
Untuk bisa memantau si buah hati, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengunduh  media sosial yang digunakan anak. Hal ini bertujuan untuk menganalisis dan mengenali resiko dan bahaya yang mengintai si buah hati.
Selain mengunduh  media sosial, cara lain yang juga tidak kalah ampuhnya adalah memberikan teladan kepada anak. Orang tua sebaiknya menggunakan media sosial secara bijak. Anak remaja kelihatannya tidak terlalu peduli dengan apa yang dilakukan orang tua. Namun pada sisi lain, ia sebenarnya sedang mengamati apa yang dilakukan orang tuanya.
Salah satu hal yang seringkali dilupakan oleh para orang tua adalah memantau suasana hati si buah hati. Suasana hati anak terkadang tidak diungkapkan langsung kepada orang tua. Si buah hati mengungkapkannya lewat  media sosial. Oleh karena itu, pemantauan sangat penting dilakukan agar semua rasa yang dialaminya disalurkan dengan baik.
Semua usaha yang dilakukan di atas tidak bermaksud untuk melarang anak berteman dengan siapa saja. Hanya saja usaha itu untuk memberi warning kepada anak bagaimana sebaiknya dengan siapa sebaiknya dia melakukan komunikasi yang intens dengan teman sebayanya.
Orang tua yang baik adalah orang tua yang selalu memantau perkembangan anak lewat media siosial yang digunakannya. Mengunduh  media sosial yang digunakan si buah hati adalah salah satu cara agar "masuk" ke dalam dunia pergaulan sang anak. Selain itu, keteladan orang tua dalam menggunakan media sosial juga sangtlah penting. Selain itu, orang tua tetap terus menggali semua perasaan yang dialami anak sehingga uneg-unegnya bisa disalurkan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H