Mengutip Republika, co. id (25/5/2022) berdasarkan data Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, kondisi kegemaran membaca masyarakat Indonesia mencapai angka 59,52 pada tahun 2021. Kondisi ini memang dinilai sebagai posisi sedang. Namun, hampir 40,48 yang tidak gemar membaca. Angka ini merupakan angka yang cukup signifikan. Artinya, masih banyak orang Indonesia yang belum gemar membaca
Melihata data statistic di atas bisa saja seorang Merza merasa cemas. Padahal dengan membiasakan anak membaca sejak dini anak sangat membantu anak dalam penambahan kosakata, mengkatkan kemampuan pemahaman, membentuk pola pikir anak, meningkatkan daya imainasi anak, melatih kepandaian berkomunikasi.
Beberapa manfaat lain dari membiasakan anak membaca sejak dini antara lain menstimulasi perkembangan otak perkembangan mental, kemampuan sosialisasi yang lebih baik, mengelola stres, unggul dalam akademik, sarana memperkuat ikatan antara orang tua dan anak, mendukung masa depanÂ
Â
Bagaimana cara saya selaku orang tua membiasakan anak agar gemar membaca buku
Pertanyaan ini erat kaitannya dengan judul tulisan artikel. Jawaban atas gugatan yang disampaikan oleh Kakek Merza. Pertanyaan ini membutuhkan jawaban praktis dan tidak mengada-ada. Jawaban yang didasarkan pada pengalaman yang sudah diterapkan dalam mendampingi si buah hati dalam aksi gemar membaca.
Dalam penerapan sehari-hari-hari, saya sering melakukan dua cara agar anak gemar membaca. Dalam KPB bacaan anak ini saya ingin membagi pengalaman saya dalam meningkatkan gairah baca anak.
Pertama, membeli buku cerita anak lewat sekolah.
Tinggal di desa memang penuh keterbatasan. Namun, desa dengan segala keterbatasannya tidak berarti mematikan kreatifitas penghuninya.
Saya sangat bersyukur karena lembaga pendidikan tingkat dasar selalu bekerja sama dengan beberapa toko buku. Pihak sekolah mengupayakan agar toko buku hadir di sekolah.
Toko buku hadir dengan beberapa brosur lengkap dengan judul bacaan dan harga bukunya. Buku-buku yang disiapkan berkaitan dengan saintifik, cerita pendek dan masih banyak lagi tema lainnya.
Brosur judul yang disiapkan diberikan kepada siswa. Siswa membawa brosur pulang ke rumah untuk ditunjukkan ke orang tua. Orang tua bersama anak menentukan buku mana yang dibeli.
ketika kembali ke sekolah, anak/siswa menunjukkan brosur ke guru sekaligus menyerahkan sejumlah uang sesuai harga buku di brosur. Namun, sistem toko buku seperti ini tidak mengharuskan orang tua dan siswa membelinya.
Kedua, Mendampingi anak berkesinambungan. Buku bacaan yang sudah dibeli melalui toko buku jalan tidak hanya dibeli untuk memenuhi keinginan anak dalam memiliki buku.
Saya selaku orang tua meluangkan waktu bersama anak untuk membacanya. Kemudian memintanya untuk membacakannya dengan suara keras.
Dengan membacanya denga suara keras, kita bisa mengevaluasi anak sejauh mana pengusaaan bacanya. Yang sering saya jumpai kesulitan anak dalam pendampingan anak adalah pengucapan kata Menggonggong . pelafalan kata menggonggong sering kali sulit bagi anak usia sekolah dasar. Anak saya sering kali mengucapkannya dengan mengongong.
Minat baca tidak jatuh begitu saja dari langit. Dia harus di-ada-kan. Butuh proses yang panjang dan melibatkan peran semua orang dan pihak. Sebagai orang tua, kita mesti membaca peluang dalam keadaan serba terbatas. Keterbatasan akan falitas yang membatasi ruang gerak anak dalam meningkatkan minat baca mesti dicarikan solusi. Orang tua juga tidak hanya menyiapkan fasilitas semata-mata bagi anak. Tetapi orang tua diharuskan meluangkan waktunya untuk mendampingi anak. Pendampingan itu banyak manfaatnya seperti mengevaluasi ataupun salah satu bentuk penyaluran rasa kasih saying kepada buah hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H