Tanpa kuat aku menahan mengulangi rotasimu. Mengembalikan gerakan tanpa karya. Yang lain berlangkah maju tanpa basa basi, sedang aku di tempat berbicara tanpa karya
Yang berdetak di dinding mampu aku kendalikan, bahkan semauku menempatkan posisinya. Tetapi apalah artinya mengutak-atik posisimu bila engkau berlalu tanpa aku maknai.Â
Kau pergi dan datang sesuka hatimu, tak seorang pun mampu membendungmu. Aku pun seperti yang lain tak mampu menjinakanmu karena kau liar dan seolah tidak bertuan.
Kau dikala datang memampukan aku melihat semuanya dan pergi meninggalkan jejak hitam membuat aku seperti orang buta. Kepergianmu meninggalkan penyesalan bila kuhargai dan datangmu mendatangkan kegembiraan.
Bila aku sibuk dengan karyaku, tak terasa kapan kau datang dan kapan kau hendak pergi. Dan bila aku tidak mengisimu keberkahanmu, aku menanti jejak hitammu secepatnya.
Datang dan pergimu selalu memberi arti. Tergantung bagaimana aku perlakukan dirimu. Aku dan kau selalu bersama. Berpelukan mesrah sampai ajal menjemputku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H