Minggu, 01 September 2019. Mewartakan kabar baik di tengah krisis lingkungan hidup dan melayani menurut spritulitas Santa Teresa Kalkuta merupakan tema umum seminar sehari yang diselenggarakan oleh panitia pesta pelindung paroki dan pembukaan bulan kitab suci nasional hari ini.
Tema ini diangkat oleh panitia pelaksana dengan dasar pertimbangan bahwa dunia sekarang dihadapkan dengan sebuah realitas yang disebut krisis lingkungan hidup.Â
Dalam sambutannya, Romo Benidiktus Jaya, Pr selaku Pastor Paroki Santa Teresa Kalkuta menggarisbawahi bahwa sikap diam dan tak mau peduli dengan lingkungan hidup adalah salah satu contoh sikap manusia yang tidak bertanggungjawab terhadap ekologi dewasa ini.
Dalam seminar ini, krisis lingkungan hidup dan model pelayanan terhadap sesama di atas muka bumi ini dikupas tuntas oleh pemateri dengan menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan ensiklik Laudato Si dan belajar pada spiritualitas Santa Teresa Kalkuta .
Laudato Si
Laudato Si merupakan sebuah ensklik yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus. Pemimpin tertinggi gereja katolik dalam ensklik ini memberi kritikan keras terhadap pola hidup konsumerisme dan menyesalkan terjadinya kerusakan lingkungan dan pemanasan global serta mengajak semua orang di seluruh dunia untuk ambil bagian dalam menjaga ekologi.
Dalam terang ensklik Laudato Si, Romo Marten Jenarut, Pr sebagai salah satu pemateri menjelaskan dua poin penting ini.Â
Pertama, Kerusakan ekologis sebenarnya berawal dari pola pikir yang menganggap semua hal di atas alam semesta ini berpusat pada manusa. Oleh karena manusia sulit mengontrol sifat egoisnya maka manusia sesuka hatinya mengeksploitasi alam ini. Oleh karena itu, setiap orang mesti merubah mindsetnya tentang dirinya dan alam.Â
Kedua, pengelolaan limbah, pembuangan sampah dan pembuangan asap pabrik yang tidak bertanggung jawab sangat merusak ekologi kita. Kerusakan ekologi disadari atau tidak disadari sangat berbahaya bagi manusia itu sendiri dan lingkungan.
Spritualitas Santa Teresa Kalkuta Dalam Melayani Sesama
Beberapa spritualitas Santa Teresa yang perlu dihidupi dalam meningkatkan kualitas pelayanan karitatif adalah: Pertama, Senyum adalah senjata paling ampuh untuk menjalin relasi yang hangat dengan sesama sebab senyum merupakan bukti cinta yang terungkap.Â