Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Habis Terang PLN, Terbitlah Terang Leluhur

9 Agustus 2019   00:05 Diperbarui: 9 Agustus 2019   00:46 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cara Membuat Lampu Leluhur
Botol atau kaleng bekas diisi minyak tanah. Buat lubang pada penutup botol atau kaleng. Ambil kertas perak/kertas yang ada di dalam bungkusan rokok. Kemudian potonglah sejengkal tali kompor lalu dibungkus dengan kertas perak. Jangan lupa potong kawat kecil sepanjang 10 cm dan dililitkan pada kertas perak yang membungkus tali kompor. Kertas perak yang sudah dililit kawat dimasukkan ke dalam lubang penutup botol. Lampu leluhur siap dipakai.

Dokpri
Dokpri
Keistimewaan Lampu Leluhur
Lampu leluhur merupakan pilihan yang sangat direkomendasikan ketika listrik PLN mati. Selain hemat dan mudah dalam pembuatannya, daya terang lampu leluhur cukup bagus. Lampu ini bisa menarangi ruangan berukuran 4 x 5 meter.

Lampu leluhur tidak meminta ganti rugi oleh siapapun ketika dia mati. Kita cukup membuka penutup botol dan mengisi ulang bakar minyak ke dalamnya.

Keuntungan lain yang diperoleh dari lampu leluhur adalah gaji "karyawan" atau penghuni rumah tidak akan dipotong untuk ganti rugi.

Kekurangan Lampu Leluhur
Lampu ini sangat berbahaya bagi orang yang mengalami gangguan paru-paru. Asap hasil pembakaran tali kompor terhitung sangat banyak.

Lampu leluhur juga tidak dianjurkan bagi para wanita cantik. Mengapa? Anjuran ini mungkin terkesan agak aneh dan seolah-olah penulis ingin membuat lelucon. Jawabannya adalah tidak. Kalau kita perhatikan dengan baik pada lubang hidung setelah memakai lampu leluhur adalah munculnya warna hitam (asap) hasil pembakaran tali kompor dicampuri minyak tanah. Hasil pembakaran atau asap hitam sangat melengket pada lubang hidung. Warna hitam inilah yang membuat lubang hidung para wanita cantik terlihat jorok.

Kita harus jeli dan teliti untuk menempatkan lampu leluhur. Kesalahan pemilihan tempat akan mendatangkan musibah. Sebaiknya lampu leluhur ditaruh sedikit agak jauh dari dinding papan atau bahan mudah terbakar.

Penutup
Lampu leluhur hanyalah sebuah lampu tradisional. Lampu yang memiliki banyak keterbatasan. Dia tidak mampu menghidupkan komputer apalagi menghidupkan mesin-mesin perusahan. Namun apapun keterbatasannya, dia tetap menjadi pilihan ketika listrik PLN sudah enggan menjalankan tugasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun