Mesir terpaksa mengakui keunggulan tim tuan rumah dengan skor 1-3. Satu-satunya gol Mesir dicetak oleh pemain yang belakangan paling menjadi sorotan, Mohamed Salah. Bagi Salah, laga ini merupakan pertandingan perdananya di Piala Dunia.
Salah baru kembali bermain pada pertandingan ini, usai mengalami cedera kala dirinya membela Liverpool dalam ajang Final Liga Champions beberapa minggu lalu. Akibatnya, santer terdengar Salah akan absen lama, bahkan tidak bisa berpartisipasi di Piala Dunia.
Saat timnas Mesir melakoni pertandingan perdana Piala Dunia menghadapi Uruguay, di Stadion Yekatarinburg Arena pada 15 Juni 2018, Salah pasrah terpasung di bangku cadangan. Namun, dalam laga melawan Rusia, pemain yang pernah membela AS Roma dan Chelsea ini kembali turun ke lapangan. Bagaimana kondisi Salah sebenarnya?
Kondisi Sebenarnya Cedera Bahu Salah
Dari banyak artikel daring yang menjelaskan kondisi Salah, sebagian besar menyebut cedera bahu saja, ada yang menyebut dislokasi bahu, dan ligament sprain.
Melihat riwayat cedera Salah yang dimuat sebuah laman, ia pernah mengalami cedera bahu sebelumnya, pada Juli 2012. Tidak dijelaskan lebih lanjut tentang jenis cedera, tingkat keparahan, dan letak cedera, bahu kiri atau kanan. Namun, cedera ini terjadi 6 tahun silam, sehingga pasti sudah pulih sempurna.
Pada laman DetikHealth, seorang dokter ortopedi dari divisi Sport Injury meragukan kemungkinan dislokasi sendi bahu pada Salah. Senada dengan pernyataan Asosiasi Sepak Bola Mesir, Salah ternyata mengalami ligament sprain alias robekan pada ligamen sendi bahu.
Tim medis Liverpool juga menyatakan kepada dr. Mohamed Abou Al-Ela, dokter yang menaungi timnas Mesir, bahwa hasil pemeriksaan Salah menunjukkan robekan pada ligamen sendi bahu.
Ligamen Sendi Bahu Salah Mengalami Robekan
Ligamen adalah jaringan ikat berbentuk pita yang menjadi penyambung antar tulang. Terdapat banyak ligamen pada sendi bahu kita dan tiap ligamen memiliki fungsi masing-masing. Jangan pusing melihat gambar di bawah, ya.
Pemulihan cedera ligamen bervariasi berdasarkan derajat keparahan.
Robekan ligamen derajat satu memerlukan waktu pemulihan 2-6 minggu, robekan derajat dua  6-12 minggu, sedangkan robekan derajat tiga memerlukan waktu yang lebih lama lagi, hingga berbulan-bulan.
Tim medis Liverpool dan dr. Mohamed Abou Al-Ela  sepakat bahwa absensi Salah tidak akan lebih dari tiga minggu. Jika demikian, maka asumsi kita Salah mengalami robekan ligamen derajat satu.
Jika dihitung sejak Salah digulat Ramos pada Final Liga Champions 26 Mei 2018, hingga laga kedua Mesir 20 Juni 2018, rentang waktu telah mencapai tiga minggu lebih beberapa hari. Artinya, Salah telah melewati waktu minimal pemulihan.
Meskipun yang mengetahui kondisi Salah yang sebenarnya adalah tim medis yang menanganinya langsung, kita berharap Salah telah benar-benar siap kembali bermain di lapangan hijau.
Nasib Mesir Kini
Kekalahan dengan skor 1-3 dari tim tuan rumah membuat peluang Mesir lolos ke babak selanjutnya semakin tipis.
Satu-satunya harapan untuk lolos adalah bila Arab Saudi menang menghadapi Uruguay, dan di pertandingan berikutnya Mesir harus menang melawan Arab Saudi--dengan catatan Uruguay kalah dari Rusia.
Final Piala Dunia kali ini adalah kesempatan bagi Mesir yang telah 28 tahun absen sejak tahun 1990.
Dibanding menebak-nebak nasib Mesir, baiknya kita tunggu saja sambil makan Kacang Garuda. Jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda, ya.
Salam Kompasiana.
**
Referensi: American Association of Orthopaedic Surgeons (1), (2), Harvard Health
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H