Mudik lebaran selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Namun, mobilisasi manusia yang masif pada waktu mudik meningkatkan risiko gangguan kesehatan, akibat mulai dari  higienitas dan sanitasi, perburukan penyakit, hingga trauma kecelakaan.
Gangguan kesehatan bisa terjadi sewaktu mudik, atau setelah tiba di tempat tujuan. Sangat disayangkan bila di hari kemenangan, momen bersama keluarga menjadi terganggu akibat tidak optimalnya kondisi kesehatan.
Berikut beberapa gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada musim mudik serta arus balik disertai cara mencegahnya:
1. Infeksi Saluran Pernapasan
Kondisi jalanan yang berdebu dan penuh polusi meningkatkan risiko gangguan saluran napas. Bagi pemudik yang menggunakan kendaraan roda empat, masih terdapat risiko untuk terpapar ketika pintu atau jendela sedang terbuka.
Jika terdapat penumpang yang sedang mengalami infeksi saluran pernapasan, akan timbul risiko penularan karena partikel infeksius dapat bersirkulasi dalam ruang kendaraan dalam waktu yang lama.
Infeksi saluran pernapasan dapat ditandai dengan batuk, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sesak napas, dan demam.
Hal yang dapat dilakukan sebagai pencegahan:
- Jika kesehatan sedang tidak prima, disarankan mengonsumsi suplemen yang meningkatkan daya tahan tubuh.
- Menggunakan masker, terutama bagi yang menggunakan kendaraan umum serta pengendara motor yang banyak terpapar udara luar.
- Bila menggunakan kendaraan roda empat pribadi, sebaiknya membersihkan interior mobil dan air conditioner terlebih dahulu, serta bisa juga memasang alat air purifier dalam mobil. Bila ada anggota keluarga yang sedang flu atau sakit saluran pernapasan lainnya, disarankan bagi anggota keluarga yang sedang sakit untuk menggunakan masker bedah (masker biasa) untuk mencegah penularan.
- Tidak merokok dalam mobil, baik pribadi maupun kendaraan umum.
Kenali Jenis Masker
Masker Bedah. Masker bedah atau masker biasa ini tidak didesain untuk menyaring mikroorganisme dan partikel yang berasal dari luar sebelum dihirup ke pernapasan. Masker ini hanya berfungsi menahan percikan air liur atau dahak yang dikeluarkan oleh penggunanya jika bersin atau batuk.
Masker ini terbaik digunakan oleh seseorang yang tidak ingin menularkan penyakitnya. Masker ini tidak dapat digunakan ulang, bahkan disarankan diganti tiap 4 jam.