Nak, dengarkan sejenak
Izinkan ibu mengasak
Apa yang ada dalam benak
Jadikan bekal kelak
Agar engkau yakin menapak
Agar engkau tak takut ditepak
Dan tak mudah retak
Nak, kini engkau masih kecil
Tubuhmu kerdil
Tapi didik hati untuk adil
Dari hal-hal terkecil
Nak, jika nanti engkau sekolah
Belajarlah untuk maslahah
Bukan demi tepuk tangan meriah
Peroleh hasil dengan cara yang rendah
Jangan jadi manusia pelanggar sumpah
Jadilah manusia karimah
Nak, dunia ini panggung sandiwara
Jangan kaget dengan manusia multirupa
Kala kau besar nanti, kau lihat dengan teliti
Betapa langkanya, tulusnya hati
Nak, jangan tertipu monetari
Tak semua bisa dibeli
Harta tak akan jadi properti
Yang nanti dibawa mati
Nak, kekayaan hakiki
Adalah di dalam hati
Nak, masalah tak akan henti
Terus menghujam bak belati
Jangan lari, hadapi!
Nak, Tuhan menghitung dengan akurasi
Kemampuan diri ini
Bila jatuh, berdiri!
Tuhan akan membantumu, itu janji
Nak, jadilah lentera
Penghapus gulita
Meski tak setinggi menara
Menjulang di ambara, menawan semua mata
Nak, bukan itu nilai kita
Hiduplah bermanfaat untuk umat manusia
Nak, jangan mati sebelum mati
Hidupmu, hayati
Nak, selalu bisikkan sanubari
Kembali kita, Ilahi
--EY. Palembang, 5 Desember 2017.