Mohon tunggu...
Evita ParasTiti
Evita ParasTiti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya memasak dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Love Boombing, Mengancam Kesehatan Mental Kita!

12 Juni 2024   22:38 Diperbarui: 12 Juni 2024   22:46 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Love bombing adalah sebuah fenomena di mana seorang individu memberikan perhatian dan kasih sayang yang berlebihan pada tahap awal suatu hubungan pada pasangannya, seringkali sampai pada titik yang berlebihan. Meskipun mungkin tampak menyanjung pada awalnya, perilaku ini dapat berdampak buruk dan bertahan lama pada kesehatan mental penerimanya. Salah satu konsekuensi paling signifikan dari bom cinta adalah timbulnya kecemasan dan stres. Ketika seseorang terus-menerus dikirimi pesan, telepon, dan hadiah, hal itu bisa membuat kewalahan dan menimbulkan perasaan tertekan dan bersalah. Hal ini dapat menyebabkan penerimanya merasa tercekik oleh hubungan tersebut, sehingga menimbulkan rasa klaustrofobia dan keinginan untuk melarikan diri. Selain itu, perhatian yang terus-menerus juga dapat menimbulkan perasaan tidak mampu dan rendah diri, karena penerimanya mungkin merasa dirinya tidak cukup baik untuk mendapatkan kasih sayang yang begitu kuat.

Dampak signifikan lainnya dari love boombing adalah terkikisnya batasan-batasan. Ketika seseorang terus-menerus diberikan perhatian, akan sulit untuk menetapkan dan mempertahankan batasan yang sehat. Hal ini dapat menimbulkan perasaan dendam dan frustrasi, karena penerimanya mungkin merasa dimanfaatkan atau dimanipulasi. Selain itu, kurangnya batasan juga dapat menyebabkan hilangnya ruang pribadi yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang. Love bombing, atau pengeboman cinta, adalah taktik manipulatif yang sering digunakan dalam hubungan untuk mendapatkan kendali atas seseorang melalui pujian berlebihan, perhatian intens, dan kasih sayang yang melimpah sejak awal. Meskipun pada awalnya mungkin terasa menyenangkan dan memabukkan, love bombing dapat dengan cepat berubah menjadi alat untuk mengendalikan dan memanipulasi korban. Pelaku sering kali menggunakan taktik ini untuk membuat korban merasa terikat dan bergantung, sehingga lebih mudah untuk memanipulasi emosi dan perilaku mereka. Dalam jangka panjang, love bombing bisa merusak kepercayaan diri korban dan menyebabkan trauma emosional yang mendalam. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda love bombing dan menjaga batasan yang sehat dalam setiap hubungan, untuk melindungi diri dari potensi bahaya manipulasi emosional yang tersembunyi di balik tabir kasih sayang yang berlebihan.

Love boombing juga dapat menimbulkan efek jangka panjang pada kesehatan mental korban. Perhatian dan kasih sayang yang terus menerus dapat menimbulkan rasa ketergantungan sehingga menyulitkan penerimanya untuk menjalin hubungan yang sehat di kemudian hari. Hal ini juga dapat menyebabkan ketakutan akan keintiman dan keengganan untuk terbuka kepada orang lain, karena penerimanya mungkin merasa dirinya tidak layak untuk dicintai dan diperhatikan. Penting untuk mengenali trauma yang dapat diakibatkan oleh love boombing ini dan mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya. Hal ini dapat dicapai dengan menetapkan batasan yang jelas dan berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan. Penting juga untuk memprioritaskan perawatan diri dan mencari bantuan jika seseorang mengalami dampak negatif dari bom cinta.

Love boombing merupakan masalah serius yang dapat berdampak parah dan bertahan lama pada kesehatan mental penerimanya. Penting untuk mengenali trauma yang ditimbulkannya dan mengambil tindakan untuk mencegahnya. Dengan menetapkan batasan yang jelas, berkomunikasi secara terbuka, dan memprioritaskan perawatan diri, individu dapat melindungi diri dari dampak negatif Love boombing dan membina hubungan yang sehat dan memuaskan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun