Sebagian besar laki-laki tidak terima kehadiran buku ini, karena menurut mereka nama pelaku kekerasan dan perbudakan serta merendahkan harga diri dan martabat perempuan harus disebutkan. Dalam beberapa ruang diskusi tidak sebutkan nama pelaku dianggap sebagai kelemahan dari buku ini padahal penulis sudah garis bawahi bahwa dalam penulisan memang tidak menyebutkan nama. Karena karya melalui buku sampul merah ini tidak bermaksud cari cari kesalahan laki laki, tapi memberi rambu rambu agar memandang perempuan dengan pikiran yang baru. Agar setiap laki laki menjadi pelindung dan pemimpin yang baik dalam keluarga.Â
Tempat pelihara kekerasan dan perbudakanÂ
Menurut penulis gereja, adat, masyarakat, keluarga, bangsa serta negara telah menjadi wadah atau tempat terbentuknya pemahaman yang dangkal dan keliru hingga berabad abad bertumbuh dan berkembang sebagai suatu kebenaran. Didalam tubuh Gereja Kaum perempuan menerima pengajaran begitu kuat karena kebenaran yang memperbudak perempuan itu justru didasarkan pada Alkitab yaitu surat nikah. Menurutnya surat nikah telah menjadi siasat yang memberikan legitimasi kekuasaan kepada laki laki untuk melakukan apa saja seenaknya kepada perempuan. Selain itu pembayaran maskawin telah menjadi rantai laki laki untuk mengikat perempuan, sehingga ketika terjadi kekerasan dan penindasan terhadap perempuan dibiarkan begitu saja karena dianggap itu adalah urusan keluarga. perempuan seolah dijadikan sesuatu yang dibeli dengan pembayaran maskawin, definisi maskawin telah bengkok dan miring selama ini. Â
Penulis dalam penjelasan rasionalnya berupaya untuk meluruskan dan membenarkan cara pikir yang dangkal dan keliru. Penulis menekankan pada kata "sepadan". Kata "sepadan" alkitab dalam bahasa inggris _the holy bible: new internasional version_ ditulis "suitable" dan tidak ditulis seksual kata suitable dan equal hampir sama pengertiannya tapi secara esensial tidak sama artinya dan pemaknaannya, kata equal artinya setara atau sama sedangkan kata suitable mempunyai makna lebih dalam yaitu cocok atau sesuai. Sehingga dalam hubungan keluarga terjalin dan terpupuk kasih sayang, saling menghormati harkat dan martabat sebagai manusia yang unik dan istimewa yang telah diciptakan oleh sang Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H