Mohon tunggu...
Evistanoscha Chimera
Evistanoscha Chimera Mohon Tunggu... -

You can call me EVISTANOSCHA CHIMERA, sebuah nama pena yang tercetus saat listrik padam. Sekarang kuliah di jurdikmat prodi matematika murni swadana 2011 Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Makanan Unik Khas Semarang yang Kini Terabaikan

21 Oktober 2011   05:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:41 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini ketika mata memandang di dalam mall yang ada mayoritas hal-hal modern yang serba instan, canggih, dan istilahnya barat banget. Terutama di bidang fashion, kuliner, dan rumah tangga. Khusus tentang kuliner, pernah tidak sih terbesit di pikiran kita untuk mencari tahu makanan apa saja yang belum pernah kita nikmati selama ini? Saat kita tahu ada jenis makanan yang belum pernah ternikmati oleh lidah kita, pasti ada keinginan untuk sekedar mencicipinya. Namun bagaimana dengan makanan asli  Indonesia yang belum pernah tercicipi? Masih adakah pengorbanan untuk mendapatkannya dan menikmatinya? Berikut beberapa makanan unik khas Semarang yang kini terabaikan versi Evistanoscha. 1. Jamu Jun gambar di copy dari langsungenak.com Jamu jun tidak seperti jamu pada umumnya karena rasanya manis, legit, dan pedas (karena saat menyantap ditambah merica bubuk). Sebagai gambaran, jamu jun hampir sama bentuknya dengan bubur sumsum tapi lebih encer, dan mengandung banyak rempah yang bakal berasa di perut. Dinamakan jamu jun karena jamu ini ditaruh di jun (gentong dari tanah liat). Dulu sekitar 7 tahun yang lalu, penjual jamu jun masih berjualan dengan cara digendong berkeliling di daerah Semarang dan sekitarnya. Harganya cukup murah, hanya gopek untuk anak-anak dan seribu untuk orang dewasa. Namun sekarang penjual jamu jun telah langka. Bahkan banyak orang asli Semarang yang belum sempat menikmati kenikmatan jamu jun. Anda orang Semarang dan ingin mencicipi, silahkan mampir di Pandean Lamper belakang Sriratu atau Daerah Dempel atau Pasar Regol Bugangan tiap sabtu dan minggu pagi. Jamu jun jarang ditemui sebab banyak penjual merasa dagangan mereka sepi pembeli, sudah tidak banyak peminat seperti dulu. 2. Es Hawa gambar di copy dari langsungenak.com Es hawa kini lebih akrab dikenal sebagai es krim goreng. Bentuknya seperti es lilin yang ditusuk dan dimasukkan ke coklat leleh yang ditunggu kemudian jadi beku. Harganya relatif murah hanya seribu sampai dua ribu rupiah per potong. Rasa asli ada vanila dan stroberi, kemudian sama-sama dicelupkan dalam coklat. Di Semarang biasanya penjual es hawa mangkal di SD-SD. Namun saya pernah beli es hawa di SUNMOR (pasar tiban Sunday Morning/Minggu pagi) di Yogyakarta (lembah UGM). Es Hawa mulai tergeser dengan banyaknya es krim sejenis es hawa yang dijual di minimarket-minimarket. 3. Roti Ganjel Rel. gambar di copy dari http://blog.keyshasnack.com/roti-ganjel-rel.html Sekilas mirip brownies. Rasa coklat berpadu dengan kayu manis yang hangat di perut. Dinamakan roti ganjel rel sebab bentuknya mirip dengan ganjel rel (penahan rel kereta api). Dengan taburan wijen, roti ini semakin menggoda untuk dinikmati. Sayangnya banyak orang yang mengenali roti ini, kasihan, ya!!! Dan masih banyak lagi makanan-makanan enak yang sayangnya mulai terabaikan. Yuk lestarikan makanan asli Indonesia terutama makanan khas Semarang, jangan cuma makanan asing mulu yang dijadikan menu utama wisata kuliner kita. ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun