Mohon tunggu...
Evirul Faizah
Evirul Faizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Achmad Soebardjo: Pemimpin Diplomasi dalam Panitia Sembilan

14 Oktober 2024   19:15 Diperbarui: 14 Oktober 2024   19:48 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Achmad Soebardjo adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia dikenal sebagai diplomat yang memiliki peran penting dalam diplomasi di masa revolusi kemerdekaan. Salah satu kontribusi terbesar Soebardjo adalah keterlibatannya  dalam Panitia Sembilan, sebuah kelompok penting yang berperan dalam merumuskan dasar negara Indonesia.

Latar Belakang dan Pendidikan

Achmad Soebardjo dilahirkan di Karawang, Jawa Barat, pada 23 Maret 1896. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang memiliki semangat nasionalisme yang tinggi. Sejak kecil, Soebardjo sudah mengenal nilai-nilai kebangsaan dan pendidikan yang mendorongnya untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia. 

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Soebardjo melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Hukum di Belanda. Saat berada di Eropa, Soebardjo aktif terlibat dalam pergerakan nasionalis Indonesia. Ia menjadi anggota aktif Perhimpunan Indonesia, sebuah organisasi mahasiswa Indonesia di Belanda yang memperjuangkan kemerdekaan melalui diplomasi internasional. Pengalaman Soebardjo di Eropa membentuk pandangan dan kemampuannya dalam diplomasi, dimana pandangan dan kemampuannya itu nantinya sangat dibutuhkan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Peran dalam Panitia Sembilan

Pada tahun 1945, saat Indonesia hampir menuju kemerdekaan, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) untuk membahas dasar negara Indonesia. Dalam rapat BPUPKI, terjadi perdebatan sengit mengenai dasar negara untuk Indonesia, terutama mengenai peran agama dalam negara.

Untuk menyelesaikan perdebatan ini, BPUPKI membentuk Panitia Sembilan, yang terdiri dari sembilan tokoh bangsa, termasuk Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo. Panitia ini bertugas merumuskan keputusan yang bisa diterima oleh semua pihak. Achmad Soebardjo, dengan latar belakangnya sebagai diplomat, memiliki peran penting dalam menyalurkan berbagai kepentingan dan pandangan.

Dalam Panitia Sembilan, Achmad Soebardjo dikenal sebagai sosok yang tenang, bijak, dan mampu mencairkan suasana yang tegang (meredakan ketegangan). Ia membantu merumuskan Piagam Jakarta, yang menjadi landasan bagi pembentukan Pancasila sebagai dasar negara. Piagam Jakarta menggambarkan kompromi antara kelompok nasionalis dan kelompok Islam, yang pada saat itu memiliki pandangan mengenai peran agama dalam pemerintahan. Diplomasi Soebardjo sangat membantu dalam mencapai kesepakatan ini, memastikan bahwa fondasi negara yang akan merdeka didasarkan pada semangat persatuan.

Peran dalam Proklamasi Kemerdekaan

Selain keterlibatannya dalam Panitia Sembilan, Achmad Soebardjo juga memiliki peran penting dalam persiapan proklamasi kemerdekaan. Pada 16 Agustus 1945, ketika Soekarno dan Hatta diculik oleh golongan muda ke Rengasdengklok, Achmad Soebardjo memainkan peran penting sebagai negosiator. Ia berhasil meyakinkan golongan muda untuk membawa Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta agar proklamasi bisa segera dilakukan.

Peran Soebardjo sebagai mediator tidak hanya berhenti di situ. Pada malam 16 Agustus, ia turut merumuskan teks proklamasi bersama Soekarno dan Hatta, yang kemudian dibacakan oleh Soekarno pada keesokan harinya, 17 Agustus 1945. Setelah proklamasi, Soebardjo diangkat menjadi Menteri Luar Negeri pertama Indonesia dalam kabinet pertama Republik Indonesia.

Warisan dan Penghormatan

Achmad Soebardjo dikenang sebagai salah satu pejuang kemerdekaan yang memiliki peran besar di jalur diplomasi. Diplomasi yang dilakukannya tidak hanya berpengaruh di dalam negeri, tetapi juga di panggung internasional, ketika Indonesia harus memperjuangkan pengakuan dunia terhadap kemerdekaannya. Kemampuan Soebardjo dalam menjalin komunikasi dan negosiasi menjadi kunci dalam menghadapi berbagai tantangan politik, baik dengan pihak asing maupun antar kelompok di dalam negeri.

Pada tahun 2009, Achmad Soebardjo mendapatkan gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya. Nama Achmad Soebardjo juga diabadikan sebagai nama jalan di beberapa kota besar di Indonesia, sebagai pengingat akan peran pentingnya dalam sejarah bangsa.

Penutup

Achmad Soebardjo bukan hanya sekadar seorang diplomat, tetapi juga seorang pemimpin yang mampu menyeimbangkan perbedaan pandangan demi mencapai persatuan bangsa. Keterlibatannya dalam Panitia Sembilan dan perannya dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia adalah bukti nyata dari kontribusi besarnya dalam sejarah Indonesia. Sebagai pemimpin diplomasi yang bijaksana, Achmad Soebardjo telah meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun