Dalam kuliah Pendidikan Profesi Guru kami para mahasiswa diwajibkan mengikuti diklat Wawasan Kebhinikaan Global. Salah satu topiknya adalah "Berdamai dengan Diri". kita diberikan 3 pertanyaan pematik. Salah satu pertanyaan yang menarik yaitu Pernahkan Anda merasa malu dengan identitas diri Anda sehingga Anda menutupi agar tidak diketahui oleh orang lain? pertanyaan ini menggelitik seluruh peserta. hampir semua pernah melakukan termasuk saya. Latar yang membuat kita menyembunyikan identitas diri bermacam-macam. Pada intinya kita menyembunyikan identitas diri karena belum bisa berdamai dengan diri sendiri.Â
Pengalaman saya sendiri di awal kuliah yang menyembunyikan identitas jurusan waktu SMA. Saya yang berlatar belakang jurusan IPA lalu kuliah di jurusan sosiologi. Di awal kuliah saya seperti sulit terkoneksi dengan materi yang disampaikan dosen. Lebih banyak mendengar atau diam. Diam bukan karena paham sekali tapi diam karena tidak paham. Saya masih belum bisa menerima kenyataan kalau sekarang berada di jalur sosial bukan lagi jalur ilmu alam. Tersadar setelah satu semester kuliah. Kok IP hanya segini, padahal saya rasa bisa lebih dari itu. Akhirnya fokus menatap ke depan saya sekarang adalah anak sosial yang harus banyak baca dan bergaul, tentunya pergaulan positif. Tidak bisa lagi diam dan bersifat individual. Mulai mengubah pandangan baik jurusan IPA atau IPS sama, karena memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Penerapannya di sekolah untuk mewujudkan kebhinikaan hal ini perlu juga kita tanamkan ke siswa. Setiap kita adalah unik. Kita tidak bisa dibandingkan dengan orang lain. Standar umum tidak bisa dijadikan patokan dalam mengukur diri. Siswa SMA yang beragam latar belakang serta beragam kemampuan otaknya perlu diapresiasi berdasarkan kemampuannya. Standar umum tidak bisa dijadikan acuan untuk mengukur diri. Misalkan cantik versi iklan produk kecantikan tidak bisa dijadikan patokan untuk diri kita. jadilah cantik sesuai versimu sendiri. Jadilah terbaik versi masing-masing diri dengan tidak menjadi versi orang lain. Kita perlu menerapkan welas asih pada diri sendiri. Latih diri untuk mencintai diri sendiri.Â
Untuk mencintai diri sendiri kita perlu mengidentifikasi tiga komponen, Pertama, kebaikan diri, ekspresikanlah cinta dan kebaikan dan penerimaan pada diri sendiri. Kedua, Kesadaran penuh, ambil nafas yang dalam lalu sadari apa yang terjadi dalam diri tanpa menghakimi. Â Komponen yang terakhir, memperluas kesadaran kita kepada semua makhluk dan mengakui setiap orang mengalami pengalaman yang sulit.
Selamat membaca semoga bermanfaat untuk semua, mari mulai mencinta diri sendiri, terutama saya sendiri yang juga sedang belajar dan berproses :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H