Mohon tunggu...
Evi PujiLestari
Evi PujiLestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Evi Puji Lestari ( 029)

Bismillah..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karl Manheim: Ideologi vs Utopia

11 Desember 2021   23:38 Diperbarui: 11 Desember 2021   23:47 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karl Mannheim lahir di Budapest, 27 maret 1893. Berasal dari keluarga Yahudi kelas menengah dengan ayahnya yang bekerja sebagai produsen tekstil. Mannheim belajar di Universitas Budapest sampai mendapat gelar doctor dalam bidang filsafat. Selain itu Mannheim juga belajar di Universitas di Berlin, Paris dan Heidelberg. 

Mannheim pernah menghadiri kuliah dari George Simmel pada tahun 1914. Karya-karya dari Mannheim antara lain Ideologie and Utopie (1929); Diagnosis of our time (1944);  Conservatism. A Contribution to the Sociology of Knowledge; Man and Society in an Age of Reconstruction ; Freedom, Power, and Democratic Planning; Sociology as Political Education; dan From Karl Mannheim (1971). Karl Mannheim dikenal sebagai sosiolog yang mendirikan sosiologi pengetahun, tokoh-tokoh sosiologi yang berpengaruh terhadap pemikiran Mannheim antara lain adalah Karl Marx. Selain itu, pemikiran Mannheim mengenai pemikiran sosiologis juga dipengaruhi oleh George Simmel seperti kebanyakan sosiolog Hungaria pada masa itu. Meninggal pada 9 Januari 1947, London, Britania Raya.

Penulis mengenal lebih dalam mengenai teori ideologi dan utopia Mannheim dari jurnal ilmiah berjudul "Sosiologi Pengetahuan : Telaah Atas Pemikiran Karl Mannheim" karya Hamka dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu . 

Dalam jurnal tersebut, dijelaskan mengenai berbagai pemikiran dari Mannheim, dan salah satu yang dibahas dalam jurnal tersebut adalah ideologi dan utopia menurut Mannheim. Ideologi merupakan satu sistem pemikiran yang mempengaruhi tingkah laku manusia (Hamka, 2020:80). Mannheim membagi ideologi menjadi dua sisi, ideologi khusus dan ideologi umum. Ideologi khusus merujuk kepada individu dan psikologis. 

Konsep ini diterapkan pada kesadaran individu yang menyatakan bahwa setiap individu yang mengejar kepentingannya akan menginterpresatasikan kenyataan-kenyataan menurut kebutuhannya pada saat itu dan berusaha mengeliminasi segala aspek yang dikhawatirkan akan menganggu integritas kepribadiannya (Hamka, 2020:80).  Individu akan percaya pada apa yang ingin dia percaya dan akan mengesampingkan segala fakta-fakta yang ada, baik itu benar maupun salah sekalipun. Ideologi umum sebenarnya merupakan pelengkap bagi ideologi khusus, yaitu ideologi umum tidak hanya merujuk kepada asumsi-asumsi individu, tetapi juga kepada asumsi-asumsi kelompok. 

Menurut Mannheim, Ideologi dan Utopia tidaklah berbeda dalam hal mempengaruhi atau memotivasi tindakan,  perbedaan di antara keduanya adalah terletak kepada seberapa jauh mereka menawarkan tantangan terhadap tatanan sosial yang sudah ada. Dari pada menutup dan menstabilkan tatanan sosial yang ada, seperti yang dilakukan oleh ideologi, utopia lebih menawarkan prinsip-prinsip dan klaim-klaim baru yang penuh dengan perdebatan- terutama tentang bentuk-bentuk organisasi. Maka dari itu utopia menawarkan tantangan yang lebih besar pada tatanan sosial dibandingankan dengan ideologi. 

Dan utopia berpotensi mendestabilisasi masyarakat dengan mencoba memajukan pola-pola interaksi dan norma-norma perilkau baru (Hamka, 2020:81). Jadi Mannheim tampaknya mengesampingkan pemaknaan umum tentang utopia sebagai sesuatu yang benar-benar tidak bisa diraih(Hamka, 2020:81). Akan tetapi, Mannheim berkesimpulan bahwa, dalam banyak hal, utopianisme adalah aktivitas minoritas dan berumur pendek. Terlepas dari keunikannya (Ackroyd, 2002, pp. 50--51). 

Menurut pemahaman penulis, Ideologi dan utopia sebenarnya dapat dikatakan sama jika dilihat melalui bagaimana kedua hal tersebut mempengaruhi pemikiran individu maupun kelompok dalam bertindak atau berperilaku. Ideologi disebut sebagai  ideologi karena merupakan suatu konsep atau kumpulan ide yang dominan diambil atau disetujui bersama oleh sebagian besar masyarakat. Seperti misalnya ideologi bangsa indonesia yaitu Pancasila, hampir seluruh rakyat Indonesia setuju akan pernyataan itu. Dan yang tidak setuju akan dianggap sebagai ancaman, karena dapat mengganggu sistem atau tatanan yang sudah ada yang pada akhirnya dapat menimbulkan perpecahan. 

Nah, kelompok yang tidak setuju dengan ideologi pancasila akan menawarkan suatu prinsip-prinsip dan ide-ide  baru (utopia) untuk menggantikan ideologi yang sudah ada yaitu  pancasila. Seperti misalnya mereka menawarkan sistem Khilafah untuk menggantikan Pancasila. Kelompok minoritas ini akan berusaha untuk menjatuhkan tatanan yang sudah ada  dengan mempertanyakan keberadaannya dan prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasannya (Hamka, 2020:81) . 

Mereka mengesampingkan fakta bahwa negara Indonesia itu bukanlah negara agama yang memberlakukan hukum satu agama dalam hukum negara, bukan juga negara sekuler yang memisahkan urusan agama dengan urusan negara. Indonesia adalah negara berketuhanan. 

Yang artinya,  keimanan pada Tuhan dilembagakan dalam bentuk agama-agama dan Agama disini mengatur tata kehidupan manusia yang juga dapat berbentuk hukum-hukum,  Indonesia sebagai religious nation state tidak memberlakukan hukum agama tertentu, bukan juga hukum Islam sebagai agama mayoritas yang dianut masyarakatnya ( Mahfud MD, 2018). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun