Mohon tunggu...
Evi PujiLestari
Evi PujiLestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Evi Puji Lestari ( 029)

Bismillah..

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Liquid Modernity oleh Zigmunt Bauman

3 Desember 2021   23:01 Diperbarui: 3 Desember 2021   23:06 1452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Zygmunt Bauman lahir di Pozna, Polandia pada pada tanggal 19 november 1925. Merupakan tokoh sosiologi yang paling berengaruh dari  Eropa. Di masa muda, Bauman Pindah ke Rusia saat terjadi invasi NAZI, lalu kembali ke Polandia dan terjun ke dunia militer dengan mengikuti perang dunia ke dua, dan menjabat sebagai mayor dalam kesatuan militer . 

Dan pada akhirnya keluar dari dunia militer dan berfokus pada dunia sosial. Beberapa karya dari Bauman antara lain liquid modernity (1999), Modernity and the Holocaust (1989), Modernity and the Ambivalence (1991), stranger at our door (2016) dan masih banyak yang lainnya. Zygmunt Bauman banyak dipengaruhi oleh Max Weber khususnya dalam pemikirannya tentang konsep modernitas padat "kerangkang besi", Michel Foucault, Anthony Giddens, Karl Marx, dll

Penulis mengenal teori mengenai Modernitas cair oleh Zigmunt Bauman dari Buku berjudul "Teori Sosiologi : dari sosiologi klasik sampai perkembangan terakhir Postmodern" karya George Ritzer dan artikel berjudul "Modernitas dan Tragedi : kritik dalam sosiologi humanistis Zigmunt Bauman oleh Robertus Robet. Dari kedua sumber yang disebutkan sebelumnya, secara umum dijelaskan bahwa modernitas cair dapat dikatalan sebagai dari gejala pascamodern. 

Modernitas cair Bauman merupakan tindak lanjut dari karya terdahulunya mengenai Holocaust yakni "Modernity and the Holocaust" yang terbit pada tahun 1989. Holocaust dapat dikalkulasi dalam arti bahwa penekanannya ialah pada faktor kuantitatif seperti berapa banyak orang yang dapat dibunuh dan seberapa singkatnya ( Ritzer,2012: 955). Holocaust sendiri dapat dikatakan sebagai pembasmian massal yang paling ekstrem. 

Seperti penggunaan gas oleh kaum NAZI sebagai metode yang paling efisien untuk membunuh dalam skala besar dari pada menggunakan peluru. Namun dengan adanya modernitas, holocaust sudah tidak mungkin terjadi lagi. Seperti yang dijelaskan dalam buku karya Ritzer, bahwa modernitas telah membanggakan diri karena ber budaya, atau  sudah memiliki usaha-usaha untuk melindungi diri sendiri.

Modernitas menurut Bauman di bagi menjadi dua, modernitas padat ( solid modernity)  dan modernitas cair (liquid modernity). Modernitas padat bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hal yang sudah dirancang untuk permanen ( suatu perkampungan dan penghuninya, suatu perkawinan). Di sisi lain modernitas cair, tujuan ini menjadi tujuan yang sementara.  

Modernitas padat juga ditandai dengan berkuasanya kaum elit  yang memiliki power ( seperti Karl marx yang menekankan kapitalisme dalam teori konfliknya). Modernitas padat menurut pemikiran Weber lebih menekankan kepada sentralisasi berbagai lembaga kekuasaan. Modernitas yang padat dicirikan oleh berbagai kekuasan institusional yang di konsolidasi melalui proses dalam struktur sosial. 

Sementara itu salah satu gejala dalam modernitas cair adalah kehidupan yang cair atau liquid life. Menurut Bauman , liquid life diartikan sebagai kehidupan di tandai oleh ketidak pastian yang permanen. liquid life tumbuh dalam liquid sosiety yang merupakan suatu masyarakat di mana tindakan dan perubahan dilakukan secara demikian cepat, sehingga tidak mampu membentuk suatu rutin dan kebiasaan (Robet, 2016: 145). Bauman juga menerbitkan karya seputar liquid life dengan judul yang sama  " liquid life" yang terbit tahun 2005

Menurut pemahaman penulis, modernitas cair oleh Bauman sebenernya adalah bagian atau tindak lanjut dari gejala gejala pascamodernitas. Dalam modernitas padat, fokusnya adalah untuk mempertahankan tatanan yang sudah ada supaya tetap teratur sehingga dalam prosesnya membentuk kategorisasi-kategorisasi tersendiri dan menciptakan kelas kelas di dalam masyarakat. Pihak-pihak  yang tidak masuk ke dalam kategorisasi akan dianggap sebagai "yang asing" dan sangat beresiko berakhir dalam sebuah tragedi. 

Tragedi itu bisa berbentuk pembantaian yang ekstrim atau holocaust. Ketika modernitas padat berubah atau bergeser menjadi lebih cair, ciri-ciri atau karakteristik yang sudah di sebutkan mengenai modernitas padat juga ikut berubah. Jika dalam modernitas padat lembaga institusi memiliki peran yang sentral, maka dalam modernitas cair akan terjadi penurunan berbagai peran lembaga  institusi dalam sturktur sosial. Kehidupan di dalam modernitas cair menjadi tidak ada kepastian dan akan selalu mengalami perubahan ( tidak permanen), sehingga tidak bisa membentuk suatu kebiasaan. 

contohnya adalah mengenai teknologi. Terdapat sebuah perbedaan yang melintang di antara modernitas padat dan modernitas cair mengenai teknologi. Teknologi di zaman sekarang sudah tidak dapat di kendalikan dan akan terus mengalami kebaruan setiap harinya. contohnya adalah kemudahan dalam memperoleh informasi, orang di masa sekarang hanya cukup berselancar di Hand Phone untuk mengetahui berita terkini dan ter update bahkan dari luar negeri sekalipun. 

Berbeda saat modernitas padat belum bergeser, teknologi pada saat itu memang berkembang tetapi tidak secepat dan secanggih sekarang. Orang mengetahui kabar hanya melaui surat kabar atau melalui radio yang disiarkan. Penulis juga sempat mengalami masa di mana teknologi belum secanggih sekarang. Dan menurut penulis dengan adanya teknologi yang semakin canggih dari waktu ke waktu telah mengubah pola tingkah laku dan berpikir masyarakat. Seperti misalnya kualitas saat bertemu dan berkumpul dengan teman dan keluarga. Masing-masing fokus kepada layar HP sehingga kualitas pertemuan menjadi kurang bermakna. Orang juga menjadi lebih individualistik karena hanya berfokus kepada diri sendiri dan mengabaikan lingkungan di sekitarnya.  

Referensi

Ritzer, George. 2012. "Teori Sosiologi  : Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern"( edisi ke delapan). pustaka pelajar: Yogyakarta.

Rober, Robertus. 2016. "Modernitas dan Tragedi : kritik dalam sosiologi humanistis Zigmunt Bauman". LabSosio: Pusat kajian FISIP UI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun