Lea bingung. Kata-kata rumit dan berbelit merangkai isi pikirannya. Lalu hatinya mulai tidak karuan. Buah tidak jatuh dari pohonnya, lalu kenapa Lea terlalu jauh untuk hal-hal tertentu?
Ayahnya orang yang ramah, tapi Lea dikenal cuek dan sering sinis. Lea tidak pandai berekspresi dengan baik, dia dikenal sebagai gadis cemberut. Lalu ibunya, hampir sempurna. Lea adalah anak yang malas, teledor, tidak pintar, dan lainnya. Tapi ibunya tidak. Lalu apa hal yang baik yang diwarisi dari orang tuanya? Lea hanyalah anak yang menyebalkan dan selalu merasa benar, begitu kata ibunya ketika marah dua hari yang lalu.
"Le, apa yang paling membingungkan dari soal logaritma?" Pertanyaan Nia yang muncul setelah kelas matematika siang tadi.
"Aku. Aku membingungkan dan sering kebingungan. Aku tidak tahu mana yang benar atau salah. Aku tidak punya definisi atau formula pasti yang bisa kugunakan untuk menemukan yang benar. Aku bingung."
Pemikiran tidak jelas seperti ini masih berlanjut. Bergulat antara yang satu dan yang lain sampai penderita penyakit ini tertidur dengan sendirinya. Lalu, di kesempatan selanjutnya, penyakit ini akan hadir dengan tema baru. Mengantar ke hal yang menyakitkan yang sakitnya tidak bisa dijabarkan. Begitulah, penyakit lucu ini kadang-kadang berguna, kadang juga menjadi parasit.