Mohon tunggu...
Evi Nurohmah
Evi Nurohmah Mohon Tunggu... -

Evi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengujian Kebergantungan Nilai Ekstrim pada Data PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan

25 Juli 2013   20:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:02 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1

Keterangan : RT (Rumah Tangga), LNP (Lembaga Non Profit), P (Pemerintah), PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto), PS (Perubahan Stok), K (Konsumsi), I (Investasi).

Dari hasil pengamatan pada table di atas memberikan dua kesimpulan penting. Pertama, untuk antar variable-variabel pada sektor konsumsi maupun investasi, keduanya memiliki kebergantungan ekstrem kanan. Hal ini diindikasikan oleh 

untuk variable-variabel sektor konsumsi. Sedangkan kebergantungan nilai ekstrem kanan yang terjadi antar variable-variabel sektor investasi diindikasikan dengan nilai
. Untuk nilai TDC antara variabel konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit serta konsumsi lembaga non profit dan pemerintah memberikan nilai yang tidak terlalu signifikan yaitu 0.5. Meskipun demikian, nilai tersebut tetap memberikan indikasi adanya kebergantungan nilai ekstrem di antara variabel-variabel konsumsi, bahkan nilai TDC antara variabel konsumsi rumah tangga dan pemerintah cukup besar yakni 1 yang menyatakan adanya kebergantungan nilai ekstrem antara konsumsi rumah tangga dan pemerintah, sehingga ketika pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga membesar, maka keperluan untuk konsumsi pemerintah juga ikut membesar, begitupun sebaliknya.

Namun, hal yang paling penting disini adalah kesimpulan kedua yang dapat kita peroleh dengan melakukan agregasi pada variable-variabel sektor konsumsi juga agregasi pada variable-variabel investasi. Selanjutnya, ditentukan nilai dari kebergantungan ekstrem kanan dari agregasi konsumsi dan agregasi investasi sehingga didapatkan informasi kebergantungan nilai ekstrem kanan antara sektor konsumsi dan investasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

. Artinya, ketika pengeluaran dari sektor konsumsi membesar, maka pengeluaran akan kebutuhan untuk investasi juga ikut membesar, begitu juga sebaliknya. Sehingga dalam perhitungan PDRB Jabar menurut penggunaan ini, dipengaruhi oleh variabel-variabel tiap sektor maupun antar sektor nya yang berkecenderungan bernilai cukup besar.

Perhatikan nilai-nilai TDC di atas diperoleh dengan mengambil tingkat signifikansi

sebesar 95% . Namun pengambilannilai
ini belum tentu memberikan nilai TDC yang sesuai. Maka dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian untuknilai batas
menggunakan konsep ‘pertahanan’ nilai korelasi pada kumpulan data yang terdeteksi memiliki kecenderungan bernilai ekstrem. Akibat dari ‘pertahanan’ nilai korelasi tersebut akan menyebabkan nilai TDC juga tetap ‘dipertahankan’. Konsep ‘pertahanan’ atau ‘dipertahankan’ disini ditujukan pada perbedaan nilai baik korelasi maupun TDC sebelum dan setelah pengujian memiliki perbedaan yang sangat kecil. Pada pengujian nilai batas
akan dilakukan pada variabel agregat konsumsi dan investasi sesuai kesimpulan kedua yang diperoleh pada paragraf di atas.Berikut tabel hasil pengujian batas nilai
pada data agregasi sektor konsumsi dan agregasi sektorinvestasi :

Korelasi data-data bernilai ekstrem

Sebelum pengujian

1

1

0.95

Setelah pengujian

1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun