Takkan kuceritakan bagaimana pagi di Jakarta
atau pagi di luar jendela
atau pagi yang menggiring senja
atau pagi yang ada di desa
atau pagi yang jauh di mata.Â
Hari ini aku hanya ingin menceritakan
tentang pagi di ujung sana
tentang pagi di pinggiran kuali
tentang pagi di jalan-jalan sepi
dan pagi di dalam hati.
Kali pertama mata ini terbuka
ia belum datang
tapi, aku beranjak dan menikmati tepiannya
menunggunya berikrar sederhana
lalu berjabat tangan dengan khatulistiwa.
Percaya pada lirik-lirik
dan mendengar puisi-puisi alam
berkata dengan bebas
berlari mengejar terang
berpijak, berdiri di tepian
pagi yang penuh cinta, tahukah dari siapa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H