Jejak kaki di tangga mataku masih pekat
Mengering, tak peduli sapaan angin
Pagar besi hitam berubah menjadi berat
Entah sudah berapa lama aku tertidur di sini
Kupijak satu demi satu
Kubuka pintu
Kujelajahi isi kamar dan kutemukan kau
Menangis di tepian
Kata-kata yang tak biasa mengudara
Dari uap kopi panas yang kau seduh malam tadi
Membekas melepas hembusan fajar
Lagi-lagi bangunmu tiada arti
Di penghujung pagi kau mandi
Mata itu masih merah dan sembab
Kau tata hati di depan cermin
Menjemput bulu mata yang jatuh ke dalam
Kau tetap hujan ketika suasana telah reda
Mimpi semalam masih terbawa
Di pundakmu, di bahumu
Di setiap jejak kakimu
Surabaya, 28 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H