Mohon tunggu...
Runive
Runive Mohon Tunggu... Penulis - Evi Nur Humaidah

Apalagi kalau bukan menulis?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Reda

28 Desember 2018   03:09 Diperbarui: 28 Desember 2018   04:27 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jejak kaki di tangga mataku masih pekat
Mengering, tak peduli sapaan angin
Pagar besi hitam berubah menjadi berat
Entah sudah berapa lama aku tertidur di sini

Kupijak satu demi satu
Kubuka pintu
Kujelajahi isi kamar dan kutemukan kau
Menangis di tepian

Kata-kata yang tak biasa mengudara
Dari uap kopi panas yang kau seduh malam tadi
Membekas melepas hembusan fajar
Lagi-lagi bangunmu tiada arti

Di penghujung pagi kau mandi
Mata itu masih merah dan sembab
Kau tata hati di depan cermin
Menjemput bulu mata yang jatuh ke dalam

Kau tetap hujan ketika suasana telah reda
Mimpi semalam masih terbawa
Di pundakmu, di bahumu
Di setiap jejak kakimu

Surabaya, 28 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun