Mohon tunggu...
Evi Nurhidayah
Evi Nurhidayah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Madrasatul ula untuk si kecil mungil

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengatasi Tantrum pada Anak: Panduan Lengkap untuk Orang Tua

2 Februari 2025   11:27 Diperbarui: 2 Februari 2025   11:27 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak tantrum, salah satu masalah perilaku yang tidak boleh diabaikan orangtua.(Xia Yang)

Salah satu cara efektif adalah dengan menetapkan aturan sederhana yang mudah dimengerti oleh anak. Misalnya, atur waktu bermain, waktu makan, dan waktu tidur dengan jelas. Ketika anak memahami aturan yang berlaku, mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dan mengurangi rasa frustasi yang bisa memicu tantrum.Seperti yang telah dilansir dari sumber Halodoc, memberikan penjelasan mengenai alasan di balik setiap aturan. Dengan demikian, anak tidak merasa dihukum secara sewenang-wenang, tetapi justru memahami bahwa aturan tersebut dibuat untuk kebaikan mereka sendiri.

Interaksi positif dalam keluarga juga dapat menjadi penangkal efektif terhadap tantrum. Luangkan waktu khusus untuk bermain bersama dan berbincang dengan anak. Aktivitas seperti membaca buku, bermain permainan sederhana, atau sekadar berbincang santai dapat memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak. Dengan hubungan yang erat, anak merasa lebih aman dan didukung, sehingga lebih mudah mengendalikan emosinya ketika menghadapi situasi yang menantang.

Mengatasi Tantrum di Tempat Umum

Tantrum yang terjadi di tempat umum sering kali menjadi momok tersendiri bagi banyak orang tua. Rasa malu, kekhawatiran akan penilaian orang lain, serta kesulitan dalam mengendalikan situasi membuat tantrum di luar rumah terasa lebih berat. Namun, dengan persiapan yang matang, situasi ini dapat dihadapi dengan lebih baik.

Salah satu strategi adalah dengan mempersiapkan barang-barang favorit anak sebelum pergi ke luar rumah. Mainan atau camilan khusus yang disukai anak dapat membantu mengalihkan perhatian mereka ketika mulai menunjukkan tanda-tanda tantrum. Selain itu, cobalah memilih waktu yang tepat untuk beraktivitas di luar rumah, misalnya ketika anak sudah cukup istirahat dan tidak terlalu lapar. Jika situasi sudah tidak terhindarkan, tetap tenang dan segera cari tempat yang aman untuk menenangkan anak. Tunjukkan bahwa Anda hadir untuk melindungi dan mendukung, meskipun situasi di sekitar tampak kacau. Ingatlah, reaksi tenang dari orang tua sangat berpengaruh dalam meredam intensitas tantrum di tempat umum.

Peran Konsultasi dan Bantuan Profesional

Meskipun tantrum merupakan bagian normal dari tumbuh kembang anak, ada kalanya tantrum yang dialami sudah melebihi batas normal. Jika tantrum terjadi secara berkepanjangan, sering terjadi, atau disertai dengan perilaku yang sangat agresif, sebaiknya orang tua segera berkonsultasi dengan dokter anak atau psikolog. Konsultasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada masalah kesehatan atau gangguan perkembangan yang mendasari perilaku tersebut. Dengan bantuan profesional, orang tua akan mendapatkan panduan yang lebih spesifik dan strategi penanganan yang sesuai dengan kondisi anak.

Bantuan profesional juga dapat memberikan ruang bagi orang tua untuk belajar lebih banyak tentang teknik-teknik pengelolaan emosi pada anak. Misalnya, melalui terapi perilaku atau konseling, orang tua dapat memahami pola pikir anak dan bagaimana cara terbaik untuk mengajarkan mereka mengelola stres dan kekecewaan. Dengan demikian, penanganan tantrum tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga sebagai investasi untuk perkembangan emosional yang lebih sehat di masa depan.

Kesimpulan

Tantrum pada anak adalah bagian yang wajar dari proses tumbuh kembang, khususnya pada anak usia dini yang sedang belajar mengenali dan mengungkapkan emosi. Meskipun tampak mengganggu, tantrum merupakan sinyal bahwa anak sedang mengalami frustrasi karena keterbatasan dalam berkomunikasi atau karena kondisi fisik yang tidak optimal. Dengan memahami penyebab utama tersebut, orang tua dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi dan mencegah tantrum.

Kunci utama dalam menghadapi tantrum adalah menjaga ketenangan dan konsistensi. Mengalihkan perhatian anak, menciptakan lingkungan yang aman, serta memberikan pendekatan komunikatif setelah tantrum mereda merupakan strategi efektif yang dapat diterapkan. Di samping itu, membangun rutinitas harian, mengajarkan anak untuk mengungkapkan perasaan melalui kegiatan kreatif, dan memberikan pilihan yang terbatas merupakan upaya preventif yang dapat membantu anak mengelola emosinya secara lebih baik.

Pola asuh yang seimbang dan interaksi positif dalam keluarga juga memegang peranan penting. Ketika anak merasa dicintai dan didukung, mereka cenderung lebih mampu mengatasi kekecewaan dan stres yang muncul. Dalam situasi tantrum di tempat umum, persiapan yang matang serta reaksi tenang dari orang tua akan membantu meredam intensitas emosi anak, sehingga situasi dapat dikendalikan dengan lebih efektif.

Terakhir, jika tantrum sudah melebihi batas normal atau disertai dengan perilaku yang mengkhawatirkan, konsultasi dengan tenaga profesional merupakan langkah bijaksana. Bantuan dokter anak atau psikolog tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga membantu membangun fondasi pengelolaan emosi yang sehat untuk masa depan anak.

Dengan pendekatan yang sabar, konsisten, dan penuh perhatian, orang tua dapat membantu anak melewati fase tantrum dengan lebih harmonis. Setiap tantangan emosional yang dihadapi merupakan kesempatan bagi anak untuk belajar dan tumbuh, serta bagi orang tua untuk terus mengasah keterampilan dalam mendidik dan mendukung buah hati mereka. Pada akhirnya, dengan kerja sama yang erat antara orang tua dan anak, setiap fase perkembangan dapat dilewati dengan penuh cinta dan pemahaman, serta membentuk generasi yang mampu mengelola emosi dengan bijak dan dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun