Memahami Tantrum pada Anak
Tantrum adalah ledakan emosi yang biasanya dialami oleh anak-anak usia 1-4 tahun. Hal ini terjadi karena keterbatasan kemampuan mereka untuk mengelola emosi dan mengekspresikan kebutuhan atau keinginan secara verbal. Tantrum bisa berupa menangis keras, berteriak, memukul, atau bahkan menjatuhkan diri ke lantai.
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan oleh Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics, tantrum merupakan fase normal dari perkembangan anak, di mana 87% anak usia 18-24 bulan pernah mengalaminya setidaknya sekali dalam seminggu. Puncak tantrum biasanya terjadi antara usia 2-3 tahun, ketika kemampuan bahasa anak belum sepenuhnya berkembang.
Fakta menarik:
- Durasi rata-rata tantrum adalah 2-5 menit, meskipun orang tua sering merasa seperti berlangsung lebih lama.
- Sebagian besar tantrum disebabkan oleh frustrasi yang terkait dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi, bukan oleh sifat "nakal" anak.
Penyebab Anak Tantrum
Setiap tantrum memiliki pemicu yang berbeda, namun secara umum, penyebabnya dapat dikategorikan sebagai berikut:
Fisiologis:
- Lapar atau lelah adalah penyebab umum. Studi dari American Academy of Pediatrics menunjukkan bahwa anak-anak yang kurang tidur 30% lebih mungkin mengalami tantrum.
- Ketidaknyamanan fisik seperti pakaian yang terlalu ketat atau suhu yang tidak nyaman.
Emosional:
- Anak merasa frustrasi karena keinginannya tidak dipahami. Misalnya, ingin sesuatu tetapi tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.
- Anak merasa kehilangan kendali atas situasi tertentu, seperti ketika dipaksa untuk berhenti bermain.
Lingkungan:
- Perubahan rutinitas yang mendadak, seperti pindah rumah atau bepergian.
- Situasi yang terlalu ramai atau penuh stimulasi bisa membuat anak merasa kewalahan.
- Baca juga: Menjadi Ibu yang Menginspirasi Dunia
Perkembangan:
- Di usia toddler, anak-anak sedang belajar tentang kemandirian, sehingga sering kali berkata "tidak" untuk menunjukkan kendali.
Cara Orang Tua Mengatasi Tantrum Tanpa Emosi Negatif
a. Tetap Tenang dan Terkontrol
Penelitian dari Harvard University Center on the Developing Child menunjukkan bahwa ketika orang tua merespons dengan tenang, anak cenderung lebih cepat menenangkan diri.
- Tips: Ambil napas dalam-dalam dan hitung sampai 10 sebelum merespons tantrum anak. Hindari bereaksi dengan berteriak atau emosi berlebihan.