Mohon tunggu...
Evi Nurhidayah
Evi Nurhidayah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Madrasatul ula untuk si kecil mungil

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kenapa Bayi Harus Diimunisasi ?

23 Januari 2025   17:48 Diperbarui: 23 Januari 2025   17:48 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Imunisasi Bayi (https://hellosehat.com)

Imunisasi Bayi: Keputusan Kecil dengan Manfaat Besar untuk Masa Depan Anak

Sebagai orang tua, kita tentu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hati kita, terutama dalam hal kesehatan. Salah satu cara melindungi bayi dari berbagai penyakit berbahaya adalah melalui imunisasi. Namun, tak jarang kekhawatiran muncul---tentang efek samping, keamanan vaksin, hingga mitos yang beredar. Artikel ini akan membahas secara sederhana dan jelas mengenai pentingnya imunisasi, pro kontra yang sering menjadi perdebatan, serta tips untuk Anda yang baru pertama kali menghadapinya.

Kenapa Imunisasi Itu Penting?

Imunisasi adalah langkah penting untuk melindungi bayi dari penyakit serius seperti polio, campak, difteri, dan tetanus. Penyakit-penyakit ini tidak hanya berbahaya, tetapi juga bisa menyebabkan komplikasi berat, seperti kecacatan permanen atau bahkan kematian.

Ketika bayi divaksinasi, tubuhnya membangun kekebalan tanpa harus mengalami penyakit tersebut terlebih dahulu. Ini seperti memberikan perisai pelindung bagi tubuh bayi Anda sebelum serangan penyakit datang.

Pro Imunisasi: Kenapa Banyak Orang Mendukungnya?

  1. Melindungi Bayi dari Penyakit Berbahaya
    Bayi yang belum divaksinasi sangat rentan terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin. Misalnya, polio bisa menyebabkan kelumpuhan, sementara campak bisa memicu radang otak. Imunisasi membantu melindungi buah hati Anda dari risiko ini.

  2. Mencegah Penyebaran Penyakit
    Imunisasi tidak hanya melindungi bayi Anda, tetapi juga orang lain di sekitarnya. Bayangkan, dengan memastikan anak Anda divaksinasi, Anda turut melindungi bayi lain yang belum cukup umur untuk mendapatkan imunisasi.

  3. Efektif dan Teruji
    Banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksinasi sangat efektif. Misalnya, kasus polio yang dulunya banyak menyebabkan kelumpuhan kini hampir hilang berkat program imunisasi.

  4. Efek Samping Ringan dan Aman
    Reaksi setelah vaksinasi, seperti demam ringan atau bengkak di tempat suntikan, adalah tanda bahwa tubuh bayi sedang membangun kekebalan. Efek samping ini biasanya hilang dalam 1--2 hari dan tidak perlu dikhawatirkan.

Kontra Imunisasi: Kekhawatiran yang Sering Muncul

Meskipun manfaatnya besar, beberapa orang tua ragu memberikan imunisasi karena berbagai alasan, seperti:

  1. Efek Samping yang Menakutkan
    Kekhawatiran tentang demam tinggi atau kejang setelah imunisasi sering menjadi alasan. Namun, efek samping serius ini sangat jarang terjadi. Kejang demam, misalnya, biasanya hanya berlangsung sebentar dan tidak berbahaya.

  2. Mitos tentang Vaksin
    Beberapa orang tua percaya mitos bahwa vaksin menyebabkan autisme atau kelumpuhan. Padahal, penelitian besar telah membuktikan bahwa vaksin tidak ada hubungannya dengan autisme. Mitos seperti ini sering kali muncul karena informasi yang tidak benar di media sosial.

  3. Bahan Tambahan dalam Vaksin
    Ada juga kekhawatiran tentang bahan pengawet atau adjuvan dalam vaksin. Namun, dosis bahan ini sangat kecil dan telah terbukti aman melalui berbagai uji klinis.

  4. Frekuensi Pemberian Vaksin
    Beberapa orang tua merasa bayi diberi terlalu banyak vaksin dalam waktu singkat. Padahal, jadwal imunisasi telah dirancang oleh para ahli untuk memberikan perlindungan optimal tanpa membebani tubuh bayi.

Bagaimana Mengatasi Kekhawatiran tentang Imunisasi?

  1. Dapatkan Informasi dari Sumber Tepercaya
    Jangan hanya percaya pada informasi di media sosial. Konsultasikan langsung dengan dokter anak atau baca dari sumber resmi seperti WHO atau IDAI.

  2. Siapkan Bayi Sebelum Imunisasi
    Pastikan bayi Anda dalam kondisi sehat sebelum divaksin. Jika bayi sedang demam atau sakit, konsultasikan dengan dokter untuk menjadwalkan ulang imunisasi.

  3. Pantau Kondisi Setelah Imunisasi
    Demam ringan atau rewel setelah imunisasi adalah hal wajar. Anda bisa memberikan parasetamol sesuai anjuran dokter untuk meredakan gejalanya. Berikan juga ASI untuk kenyamanan bayi.

  4. Percaya pada Fakta Ilmiah
    Ketahui bahwa imunisasi telah menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia. Risiko kecil dari efek samping vaksin jauh lebih rendah dibandingkan risiko terkena penyakit berbahaya jika tidak divaksinasi.

Risiko Tidak Memberikan Imunisasi

Tanpa imunisasi, bayi Anda akan lebih rentan terhadap penyakit berbahaya. Polio bisa menyebabkan kelumpuhan permanen, campak bisa memicu radang otak, dan difteri bisa berujung kematian. Selain itu, bayi Anda juga bisa menjadi sumber penularan penyakit kepada orang lain, terutama mereka yang memiliki sistem imun lemah.

Kesimpulan: 

Sebagai orang tua, memberikan imunisasi adalah salah satu bentuk cinta terbesar yang bisa Anda berikan kepada buah hati. Imunisasi adalah perlindungan nyata yang memberikan masa depan cerah untuk anak Anda.

Meskipun ada kekhawatiran, penting untuk membuat keputusan berdasarkan fakta ilmiah dan diskusi dengan dokter. Jangan biarkan mitos atau informasi yang tidak benar menghalangi Anda untuk memberikan perlindungan terbaik bagi anak Anda.

"Imunisasi bukan hanya tentang melindungi tubuh kecil bayi Anda hari ini, tetapi juga memastikan mereka tumbuh sehat untuk menghadapi masa depan dengan kuat. Ini adalah langkah kecil yang membawa manfaat besar."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun