Mohon tunggu...
Evi Nurhidayah
Evi Nurhidayah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Madrasatul ula untuk si kecil mungil

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menghadapi si Kecil Mungil yang Hobi Gumoh

27 Desember 2024   21:05 Diperbarui: 27 Desember 2024   21:05 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan gurita atau pakaian yang ketat di perut dapat meningkatkan tekanan pada lambung bayi, sehingga memicu gumoh. Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang memakai gurita memiliki risiko lebih tinggi mengalami gumoh dibandingkan bayi yang tidak memakainya.

Dengan memahami penyebab-penyebab ini, orang tua dapat lebih mudah mengidentifikasi dan mencegah faktor-faktor yang memicu gumoh pada bayi.

 Cara Mengatasi Gumoh pada Bayi

Gumoh pada bayi adalah hal yang umum dan sering kali tidak berbahaya. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensinya:

1. Posisi Menyusu yang Tepat

  • Pastikan bayi berada dalam posisi tegak saat menyusu.
  • Setelah menyusu, gendong bayi dalam posisi tegak selama 20--30 menit untuk membantu susu turun ke lambung.

2. Membantu Bayi Bersendawa

  • Bantu bayi bersendawa setiap selesai menyusu atau ketika berganti sisi saat menyusu.
  • Tempatkan bayi dalam posisi tegak, lalu tepuk-tepuk punggungnya secara perlahan hingga ia bersendawa.

3. Memberikan Porsi Kecil tetapi Sering

  • Susui bayi dalam jumlah kecil tetapi lebih sering, terutama jika bayi sering gumoh akibat lambung yang terlalu penuh.

4. Perhatikan Posisi Tidur Bayi

  • Biarkan bayi tidur dalam posisi telentang, sesuai dengan rekomendasi keselamatan tidur untuk bayi.
  • Jika diperlukan, angkat sedikit kepala bayi dengan bantal khusus untuk bayi, tetapi tetap pastikan posisi tidurnya aman.

5. Hindari Tekanan pada Perut Bayi

  • Hindari mengenakan pakaian yang terlalu ketat di area perut bayi.
  • Jangan langsung mengayun, menggoyang, atau menekan perut bayi setelah menyusu.

6. Pilih Dot yang Tepat (Jika Menggunakan Botol)

  • Gunakan dot dengan lubang kecil untuk mencegah aliran susu terlalu cepat, sehingga bayi tidak menelan terlalu banyak udara.

7. Hindari Aktivitas Berlebihan Setelah Menyusu

  • Setelah bayi selesai menyusu, hindari aktivitas fisik berlebihan seperti bermain atau menggoyangkan bayi.

8. Konsultasi dengan Dokter Jika Diperlukan

Jika gumoh terjadi sangat sering, dalam jumlah besar, atau disertai tanda bahaya seperti gumoh berdarah atau bayi tampak kesakitan, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi frekuensi gumoh pada bayi dan memberikan kenyamanan lebih bagi bayi dan orang tua.

Tanda Bahaya Gumoh pada Bayi

Meskipun gumoh biasanya tidak berbahaya, ada beberapa tanda yang perlu diperhatikan karena dapat menunjukkan masalah yang lebih serius. Berikut adalah tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai:

1. Berat Badan Tidak Bertambah atau Menurun

  • Jika gumoh terlalu sering dan dalam jumlah besar, bayi mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, sehingga berat badannya tidak bertambah sesuai dengan grafik pertumbuhan.

2. Warna Gumoh Tidak Normal

  • Gumoh yang berwarna hijau, kuning, atau bercampur darah bisa menandakan adanya masalah serius, seperti obstruksi usus atau infeksi.

3. Bayi Tampak Kesakitan

  • Jika bayi menangis, meringis, atau tampak kesakitan setiap kali gumoh, ini bisa menjadi tanda iritasi kerongkongan akibat refluks asam lambung yang parah.

4. Frekuensi Gumoh Berlebihan

  • Gumoh yang terjadi lebih dari 5 kali sehari, dengan jumlah yang banyak, mungkin memerlukan perhatian khusus.

5. Gumoh Disertai Gejala Lain

  • Muntah proyektil (muntah dengan tekanan kuat).
  • Demam, lesu, atau kurang nafsu makan.
  • Napas berbunyi atau batuk yang terus-menerus, yang dapat menunjukkan aspirasi (masuknya susu ke saluran pernapasan).

6. Dehidrasi

  • Tanda-tanda dehidrasi pada bayi, seperti mulut kering, jarang buang air kecil, atau ubun-ubun cekung, dapat menunjukkan bahwa bayi kehilangan cairan terlalu banyak akibat gumoh atau muntah.

Langkah yang Harus Dilakukan

Jika salah satu tanda di atas muncul, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, USG, atau tes lainnya untuk memastikan apakah ada masalah medis yang mendasarinya, seperti:

  • Refluks Gastroesofagus (GERD): Kondisi ini berbeda dari gumoh biasa dan dapat menyebabkan komplikasi pada bayi.
  • Stenosis Pilorik: Penyempitan pada otot lambung yang memerlukan tindakan medis segera.

Dengan mengenali tanda bahaya ini, orang tua dapat segera mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan bayi.

 Penutup

Gumoh pada bayi adalah kondisi yang umum terjadi, terutama pada bayi usia di bawah 6 bulan, dan biasanya bukanlah masalah serius. Penyebab utamanya adalah sistem pencernaan yang belum matang, serta faktor-faktor seperti posisi menyusu yang salah, udara yang tertelan, atau pemberian susu dalam jumlah berlebihan.

Sebagian besar bayi akan mengatasi gumoh secara alami seiring perkembangan sistem pencernaan mereka, biasanya saat mencapai usia 6--12 bulan. Langkah-langkah seperti menyusui dengan posisi yang tepat, membantu bayi bersendawa, dan menghindari tekanan pada perut dapat membantu mengurangi frekuensi gumoh dan memberikan kenyamanan lebih bagi bayi.

Namun, penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda bahaya yang mungkin mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang serius, seperti gumoh yang berwarna abnormal, frekuensi berlebihan, atau penurunan berat badan. Jika tanda-tanda ini muncul, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun