Mohon tunggu...
Evi NurA
Evi NurA Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Produksi Kemiskinan

26 Februari 2018   23:11 Diperbarui: 26 Februari 2018   23:34 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Produksi kemiskinan

Indonesia adalah surga dunia yang memotori semua perkembangan sumber daya alam yang merajalela, patut bangga sebagai warga negara, bahkan sombongpun pantas kita miliki, entah kejumudan apa atau misteri apa yang masih melekat di negeri ini bak dongeng hayal yang sudah ditentukan oleh ilahi, mungkin beribu kebingungan masih menjelma dalam fikiran tentang apa yang mulai ku tuliskan, namun empiris menjawab angan rasio bahwa memang perkara di negeri ini tidak bisa di pungkiri mulai kasus ekonomi, polotik, budaya dan lain sebagainya.

Sekarang ketika kita mulai merasakan kegaduhan negeri yang mulai mengusik hati, akankah kita tau beberapa unsur yang sudah menghegemoni negeri ini?

1. Budaya

Adalah salah satu unsur yang meraja di indonesia masa itu, entah dimasa kapan yang penting bukan sekarang, seperti pencurian budaya yang sudah membudaya, atu penculikan dan krisis budaya, sebagai mahasiswi saya pun berargumen tentang kebodohan masyarakat yang otaknya sudah mulai dibeli dengan luar negeri, langsung saja kita kutip kemiskinan  budaya yang berada di bali, mungkin kita berpikir bahwa bali kaya akan keanekaregaman budaya, tapi secara tersirat budaya mereka sudah dibeli oleh luar negeri, masih bingung? Coba buka kacamata kritis kita dengan  lebar lebar terkikisnya bahasa melalui percakapan dengan orang asing tidak menggunakan bahasanya, itu dapat kita simpulkan bahwa kenapa orang asing untuk menikmati budaya bali tidak repot repot untuk belajar bahasa bali ? namun mirisnya malah orang bali yang belajar bahasa asing tersebut, penggunaan logika terbalik namanya, ketika kita ingin menikmati budaya, alam, bahkan ketika kita bekerja di negara asing kitapun harus menguasai bahasa tersebut, sebagai bukti bahwa negara asing dengan kemiskinan budayanya masih dapat menjaga dan melindungi martabat budayanya tersebut , apakah kita tidak malu bahwa kita telah tertipu? Apakah kalian merasa bahwa kalian salah? Jangan terus berfikir bahwa orang orientalis itu pintar, tapi kitalah yang terlalu bodoh.

2. Politik

Suatu unsur yang selalu melekat dan tidak dapat dipisahkan dalam negeri bahkan nabi saw adalah politikus unggul yang sudah tercatat orang nomer satu pada salah satu buku "orang paling berpengaruh di dunia" itu membuktikan bahwa proses politiknya sukses pada kala itu dan sampai saat ini.

Mungkin lebih tepatnya politik adalah suatu unsur ketatanegaraan suatu negara, study kasis yang sangat tepat adalah sekarang ini tentang mulai panasnya kepemimpinan jokowi dan bahkan kemarin pemain yang unggul itu sudah dapat kartu kuning 0leh salah satu wasit(mahasiswa) di salah satu unyversitas indonesia,

Kutipan filsafat ekologi rocky gerung juga tidak meleset tentang teori butterfly effect yang pada itu diartikan bahwa kepakan kupu kupu di sungai amazon akan berakibat badai di california yang saya asumsi bahwa perkara kecil akan menimbulakan suatu yang luar biasa, sebagai politikus seyogyanya adalh menjaga perkara yang sekecil mungkin agar tidak menimbulkan masalah besar bagi negara.

saya rasa itu penjelasan dari saya. kurang lebihnya mohon maaf karena disini saya juga masih belajar. semoga bermanfaat sekian dari saya wassalamu alaikum wr.wb

Indonesia misalnya kata DPR dewan perwakilan rakyat, kata itu adalah rumah bagi masyarakat secara teksnya kan seperti itu namun sekali lagi mirisnya negeri ini adalah membuat kemunafikan teks dan tidak di paparkan mwmalui konteks.

Kasus sedikit yang berada di jember misalnya masyarakat berem yang mau diasingkan oleh salah satu PT di indonesia, mereka berbondong untuk mengekspresikan suara mereka agar mereka tidak dapat diasingkan lagi, maka dari itu mereka mencoba melapor terhadap rumahnya sendiri sebagai pelampiasan mereka agar dapat pembelaan namun tetap di indonesia tidak demikian bahkan ketika masyarakat berem ke rumahnya (kantor DPR) itu malah di jaga oleh aparat keamanan negara.

Itu adalah salah satu rusaknya politik di indonesia yang dengan percaya dirinya mendzolimi negaranya.

3.  Ekonomi

Pemerintah indonesia dengan bejatnya mengurus ekonomi indonesia, sepelenya saja banyak dari kalangan mereka yang kenyang, namun banyak dari masyarakat yang menjadikan nasi hanya sebuah bayang, indonesi yang sudah mulai terpengaruh oleh pemikiran kapitalis yang buruk, mengapa saya menggunakan kata buruk? Secara historis sebenarnya tidak semua kapitalis buruk seperti kutipan yang saya asumsi dari sebuah buku "das kapital" sebenarnya kapital atau sebuah pendapatan bermula dari kata "primitif" yaitu dimana yang memiliki marga berkuasa yang tak bermarga hanya sebuah pekerja seperti petani dan sebagainya kemudian lanjut berontak dari mereka para pekerja sehingga masa primitif luntur berubah nama menjadi "fiudalisme" yaitu dimana orang orang orang yang tidak bermarga memiliki kebebasan layaknya manusia.

Kemudian mereka masyarakat fiudal kembali merumuskan masalah untuk menumukan sebuah solusi yang mewujudkan perkembangan ekonomi mereka yang merosot, akhirnya muncul nama "merkantalisme" yaitu sebuah ekonomi pemasaran dalam lingkup regional itu singkatnya.

Kurang cukup daripada itu karena di pikir regional masih kurang  muncul kembali perkembangan yaitu nama "kapitalis" yaitu sistem ekonomi yang lingkupnya melebihi regional yaitu internasional.

Namun kapitalis di indonesia terkonstruk sebagai bahan pengeksploitasian bagi rakyat jelata faktanya masih banyak pengemis yang merajalela, maling sandal dibakar koruptor melakar hukum bisa di beli ekonomi hanya sebuah ilusi yang menjadikan fiksi sebagai bahan yang bisa di beli.

Sedikit sayir tentang negri.....

Aku ingin membangu ekonomi rakyat

Karena bangsa ini punya rakyat

Tambang emas punya rakyat

Kenapa rakyat melarat

Karena punggawanya ingkar sepakat

Padahal..

Mereka bukan kadal

Tetapi sering pasang tumbal

Ada ornamen pakaian gombal

Antara pecundang dan berandal

Ternyata merekalah sang pencuri sandal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun