Ujian Nasional, sebuah ritual tahunan yang selalu dinantikan sekaligus ditakuti oleh siswa-siswi di seluruh Indonesia. Sejak beberapa tahun terakhir, keberadaan UN menjadi perdebatan yang tak kunjung usai.
Ada yang bilang penting, ada juga yang bilang enggak penting. Lantas, mending ada atau tidak ada Ujian Nasional?
Argumen Pendukung Ujian Nasional
Pernah main game? Pas naik level, kan rasanya senang tuh karena kemampuan kita jadi makin meningkat. Nah, lulus Ujian Nasional itu ibarat level up dalam kehidupan nyata.Â
Ini jadi bukti kalau kita sudah menguasai materi yang diajarkan dan siap menghadapi tantangan selanjutnya. Siapa tahu, setelah lulus UN, kita malah ketemu peluang emas yang nggak pernah terpikirkan sebelumnya.
Ujian Nasional itu seperti ajang kompetisi sehat antar siswa di seluruh Indonesia. Siapa sih yang nggak mau jadi juara? Dengan adanya UN, kita jadi terpacu untuk belajar lebih giat dan membuktikan kalau kita bisa menjadi yang terbaik.Â
Selain itu, persaingan sehat ini juga bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara menyeluruh.
Ujian Nasional itu seperti sebuah standar mutu untuk mengukur kualitas pendidikan di seluruh Indonesia. Dengan adanya UN, kita bisa mengetahui sejauh mana pencapaian siswa di berbagai daerah.Â
UN juga bisa menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dan sekolah untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
Selain itu, nilai UN masih menjadi salah satu syarat penting dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Hal ini bikin siswa lebih termotivasi lagi untuk meraih nilai yang tinggi.
Argumen Penentang Ujian Nasional
Pernah merasa jantung berdebar kencang saat menghadapi ujian? Itulah yang dirasakan banyak siswa saat menghadapi Ujian Nasional.Â
Tekanan yang begitu besar untuk meraih nilai tinggi seringkali membuat siswa merasa tertekan dan stres. Bayangkan, masa-masa sekolah yang seharusnya menyenangkan malah jadi ajang pertarungan saraf.
Setiap siswa itu unik, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, Ujian Nasional seolah-olah memaksa semua siswa untuk masuk ke dalam satu cetakan yang sama.Â
Padahal, kemampuan dan bakat setiap pelajar itu berbeda-beda. Ada yang jago matematika, ada yang lebih kreatif dalam bidang seni, dan ada juga yang punya kemampuan sosial yang luar biasa.
Ujian Nasional yang terlalu fokus pada hafalan dan kemampuan menjawab soal-soal pilihan ganda, justru menghambat perkembangan kreativitas siswa.Â
Sisi kreatif adalah kunci untuk menghadapi tantangan di masa depan. Dengan terlalu sibuk mengejar nilai UN, siswa jadi kurang punya waktu dan ruang untuk mengembangkan minat dan bakatnya.
Ujian Nasional butuh biaya yang tidak sedikit. Dana yang seharusnya bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, malah terpakai untuk mencetak soal, membayar pengawas, dan sebagainya. Padahal, masih banyak sekolah di Indonesia yang kekurangan fasilitas dan guru yang berkualitas.
Lantas, Apa Solusinya?
Sebenarnya, tidak ada jawaban mutlak yang benar atau salah dalam masalah ini. Setiap sudut pandang memiliki alasan yang kuat.
Namun, yang perlu kita ingat adalah bahwa pendidikan bukan hanya tentang nilai ujian. Pendidikan adalah proses pembentukan karakter, pengembangan potensi, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan.
Mungkin, kita perlu mencari alternatif lain yang lebih efektif untuk mengukur kemampuan siswa. Misalnya, dengan memperbanyak portofolio siswa, proyek kelompok, atau presentasi.Â
Jadi, dengan cara ini kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemampuan mereka.
Ujian Nasional adalah salah satu instrumen penilaian yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan UN secara optimal dan mencari solusi yang lebih baik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H