Federasi sepakbola Bahrain resmi mengirimkan surat pemindahan venue pertandingan melawan Indonesia bulan Maret tahun depan. Hal ini karena mereka merasa adanya teror yang dialamatkan kepada mereka, sehingga tim Bahrain "takut" jika laga digelar di Jakarta.
Sebenarnya, ancaman ini bukannya tanpa alasan. Para suporter setia timnas sangat marah, akan kejadian-kejadian sepanjang pertandingan melawan Bahrain yang berlangsung di negara mereka.
Drama guling-guling pemain Bahrain sehingga banyak waktu yang terbuang menjadi salah satu persoalan. Hal ini diperparah dengan "bantuan" wasit asal Oman, yang disinyalir menguntungkan Bahrain.
Pada saat itu, Indonesia sudah unggul 2-1, sehingga kemenanganpun telah ada di depan mata. Sejatinya, wasit cadangan hanya memberikan injury time 6 menit saja. Namun, wasit utama asal Oman, Ahmed Al-Kaf justru "menunggu" momen Bahrain bisa mencetak gol penyama kedudukan. Alhasil, merekapun berhasil menahan imbang Indonesia 2-2 berkat gol yang dilesakkan di waktu yang telah lewat.
Mereka menyamakan kedudukan di menit 99, yang mana telah melewati batas waktu tambahan 6 menit. Tentunya hal ini lantas membuat publik Merah Putih marah besar. Meme 90+6= 99 pun menjadi trending topik, bahkan di bahas di akun-akun bola luar seperti 433.
Keputusan wasit asal Oman inilah serta sikap pemain Bahrain yang ngajak ribut Shayne Pattynama, lantas menjadi pemicu serangan di media sosial tim Bahrain. Bahkan serangan siber pun juga dilancarkan, sehingga mengganggu akun-akun mereka.
Padahal, jika saja wasit berlaku adil, tentunya hal ini tidak akan terjadi. Contohnya saat kita melawan Cina yang dipimpin wasit asal Uni Emirat Arab.
Kendati kalah saat itu, namun kepemimpinan wasit Omar Al Ali patut diacungi jempol. Keputusannya gak ada yang aneh-aneh, sehingga walau kalah, suporter timnas pun banyak yang berterima kasih kepada wasit dan menaikkan followers di akun instagram nya.
Reaksi Media Luar
Ketakutan tim Bahrain akan tampil di Indonesia, ditertawakan oleh media-media luar, yang mempertanyakan mereka, kok bisa takut main di Indonesia?.
Akun medsos Irak misalnya. Timnas Irak paham betul, sebab di ronde sebelumnya mereka sempat main di GBK. Bagaimana mereka disambut hangat oleh para suporter, walaupun posisi timnas saat itu dikalahkan 0-2.
Namun, para suporter saat itu tetap mengapresiasi penampilan para pemain Irak, terutama Aymen Husein dan Ali Jasim yang bermain sangat bagus kala itu.
Irak dkk bermain sangat sportif tanpa banyak drama guling-guling di rumput seperti yang sering dilakukan tim Bahrain. Hal ini tentunya mendapat perlakuan berbeda dari suporter timnas kepada kedua negara tersebut.
Alternatif Venue
Lalu, jika AFC berlaku tak adil dan mengiyakan permintaan Bahrain, lalu dimanakah tempat netral yang cocok buat laga berlangsung?
Semestinya tempat penyelenggara harus yang mudah didatangi masyarakat Indonesia. Untuk itu, stadion di Singapura sepertinya adalah venue alternatif yang cocok. Selain punya stadion yang bagus, Negara Singapura letaknya berdekatan dengan Indonesia. Jadi, suporter timnas pun gak terlalu jauh jika harus pergi kesana.
Akan tetapi, tentunya kita berharap PSSI mampu melobi AFC dan FIFA, agar menjamin keamanan Bahrain, sehingga pertandingannya tetap bisa berlangsung di Indonesia, dan suporter pun akan memenuhi tribun buat menyemangati timnas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H