Mohon tunggu...
Evi LailatulJannah
Evi LailatulJannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura

Just tryn to write a random thing in her mind

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pengendalian Penduduk dengan Childfree Marriage

18 Juni 2021   00:49 Diperbarui: 18 Juni 2021   00:52 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh karenanya alasan biaya tidak dapat menjadi alasan yang konkrit dalam pengambilan keputusan untuk tidak memiliki anak. Namun, sayangnya konsep banyak anak banyak rezeki ini cukup kontradiktif jika menggunakan pemikiran dengan perencanaan dan persiapan yang matang.

Memutuskan untuk memilih childfree marriage di tengah masyarakat Indonesia yang pada umumnya masih menjadikan kehadiran anak sebagai sebuah tolak ukur kebahagian sebuah pasangan sepertinya memerlukan keberanian yang besar. Karena masyarakat pasti akan mencoba untuk memberikan pressure (tekanan) kepada pasangan tersebut dengan memberikan pernyataan dan pertanyaan yang bisa jadi akan sangat menyakitkan hati dan memojokkan posisi dari pasangan childfree tersebut. 

Jangankan pada pasangan yang tidak memiliki anak karena keputusan yang diinginkannya, bahkan untuk pasangan yang tidak memiliki anak karena memang belum diberi kesempatan saja masyarakat seperti tidak memberikan pemakluman dengan terus menyalahkan pasangan tersebut dengan statement tidak mau usaha untuk memiliki dan sebagainya. 

Mendeklarasikan diri menjadi pasangan tanpa anak memerlukan persiapan mental yang bagus untuk bisa menghadapi segala apa yang dilontarkan masyarakat kepada mereka. Walaupun pada dasarnya keputusan ini merupakan keputusan internal pasangan yang dimana orang lain tidak memiliki hak andil dalam prosesnya, namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang mencoba untuk mencampuri urusan yang bahkan termasuk ke dalam urusan pribadi ini. 

Pasalnya pada pemikiran masyarakat yang melakoni konsep banyak anak banyak rezeki ini berkorelasi dengan cara pandang mereka yang menganggap bahwa anak merupakan investasi jangka panjang yang bisa digunakan sebagai jaminan hari tua nanti. 

Anggapan bahwa ketika anak itu dewasa nanti maka dialah yang akan menjadi penanggung kehidupan dari kedua orang tuanya selayaknya ketika orang tua menanggung anak tersebut sewaktu kecil. Oleh karenanya, banyak orang tua yang memutuskan untuk memiliki banyak anak karena merasa banyak pihak yang akan menjadi penanggung hidupnya, sehingga para orang tua ini tidak perlu mengkhawatirkan lagi mengenai masa tuanya.

Pasangan yang memutuskan untuk childfree seakan-akan menjadi kaum minoritas yang akan diasingkan karena cara pandang dan pembahasan keseharian yang kurang seirama dengan mereka yang memutuskan untuk memiliki banyak anak. 

Namun, di sini bukan berarti antara kedua pihak ini terdapat pihak yang superior dan pihak yang inferior karena pada dasarnya itu merupakan keputusan pribadi yang tidak sepatutnya diusik oleh orang lain. Memiliki banyak anak bukan merupakan prestasi yang patut untuk disombongkan jika dari anak-anak tersebut tidak dapat terawat dan terdidik dengan baik, begitupun pada individu yang memutuskan untuk tidak memiliki anak bukan berarti menunjukkan bahwa pemikirannya sangat maju, kedua keputusan tersebut memiliki baik buruk dan konsekuensi yang harus ditanggung masing-masing.

Jika disinggung sedikit dari segi demografi mengenai sisi positif  dari adanya pemikiran untuk tidak memiliki anak bagi masyarakat secara luas adalah penekanan peningkatan jumlah penduduk yang semakin sulit untuk dikendalikan. 

Seperti yang kita tahu bahwa dalam setiap tahunnya pertumbuhan jumlah manusia selalu mengalami peningkatan yang telah dibuktikan dengan data statistik, dan untuk di Indonesia sendiri kita bisa mengetahui pertumbuhan penduduk ini dengan melihat pada laman https://www.bps.go.id/ yang telah disediakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Program KB yang ditetapkan oleh pemerintah dan konsep childfree yang mulai dikenal dan dilakoni oleh sejumlah masyarakat ini dapat berjalan seiringan dalam upaya mengkrontol populasi yang ada di negara ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun