Mohon tunggu...
Evi Dwi Andani
Evi Dwi Andani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - S1 Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Saya mahasiswa aktif dan memiliki ketertarikan dalam bidang Psikologi Industri merupakan bidang yang sangat menarik buat saya untuk memahami dan belajar dalam memahami sikap dan perilaku pada bidang lingkungan kerja. Saya tertarik untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan saya dalam menganalisis perilaku individu maupun tim, serta menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif. Dalam kelas perkuliahan saya telah mempelajari berbagai aspek psikologi, termasuk psikologi kognitif, sosial, dan perkembangan. Saya juga aktif dalam berbagai kegiatan akademik dan eksternal yang berkaitan dengan psikologi industri seperti mengikuti seminar dan workshop yang di adakan oleh kampus, serta aktif menjadi panitia organisasi di dalam kampus maupun luar kampus.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melalui Program SOTH (Sekolah Orang Tua Hebat) 2024, Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Menciptakan Sebuah Produk Buku

5 September 2024   17:59 Diperbarui: 5 September 2024   18:02 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Produk Buku Yang Berjudul “PENTINGNYA Pengenalan Kesehatn Reprodusi Sejak Anak Usai Dini Sebagai Upaya Pencegahan Kekerasan/Pelecehan Seksual Pada Anak”

Pada Tanggal 27/08/2024 Pukul 10:00-13:00WIB. Mahasiswa Untag Surabaya mengadakan Program Pelatihan Inovasi Dan Teknologi Di Kecamatan Rungkut Surabaya dan dihadiri oleh 56 Peserta. Pelatihan ini diadakan sebagai meningkatkan pemahaman dan kesadaran penuh orang tua terhadap pentingnya memberikan edukasi Kesehatan Reproduksi pada anak sejak usia dini dengan sesuai umurnya. Memberikan edukasi terkait Kesehatan Reproduksi pada anak usia dini masih di anggap tabu serta minimnya pengetahuan, oleh karena itu mari kita belajar dan pahami pentingnya Kesehatan Reproduksi sejak anak usia dini dan seberapa penting pengetahuan Kesehatan Reproduksi sejak usia dini (sesuai usianya).

Pemahaman Kesehatan Reproduksi pada anak usia dini sangat penting, Mengapa Penting? Agar anak tahu pentingnya menjaga dirinya sendiri. Tidak melulu soal hubungan seksual, kebersihan diri juga bisa dimulai dari pendidikan kesehatan reproduksi. Di Indonesia banyak sekali orang tua yang kurang begitu Responsif dengan kondisi atau perkembangan anak mereka. Menurut (Suciati, 2018) kenyataan yang terjadi dilapangan, khususnya di Indonesia banyak terjadi eksploitasi seks pada anak-anak di bawah umur. Maka, hal ini salah satunya disebabkan minimnya pengajaran pendidikan seks yang dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka. Masyarakat menganggap tabu akan membicarakan kesehatan reproduksi sejak dini, karena dianggap belum pantas untuk diberikan pada anak usia dini. Padahal dengan adanya pemahaman Kesehatan Reproduksi sejak usia dini sangat berpengaruh dalam kehidupan anak.

Pemahaman Kesehatan Reproduksi adalah suatu keterampilan dan pengetahuan yang perlu diberikan sedini mungkin kepada anak mengenai perilaku seksual untuk menghadapi hal-hal yang akan terjadi di masa depan dengan seiring bertambahnya usia serta membentuk karakter dan pola perilaku agar anak bisa menjaga dirinya dan menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan. Menurut Sigmund Freud Ahli Psikolog analisa menyatakan ada 5 tahapan fase perkembangan psikoseksual yang dialami oleh tiap manusia dalam proses kehidupannya, yakni fase oral, anal, falis, laten, dan genital.

1. Fase oral (usia 0-1 tahun) orientasi perkembangan pada mulut, Pada fase ini, daerah erogen yang paling penting adalah mulut yang berkaitan dengan pemuasan kebutuhan dasar seperti makan dan minum. Stimulasi atau perangsangan pada mulut seperti menghisap, bagi bayi tingkah laku tersebut yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan. 2. Fase anal (usia 1-3 tahun) orientasi perkembangan pada dubur/anal, Pada fase anal, anak telah berhasil melewati fase oral. Fase ini anak akan merasakan libidal pada daerah dubur serta kesenangan dan kepuasan diperoleh dari tindakan mempermainkan atau menahan feses (kotoran), dan fase ini anak akan mulai di perkenalkan kepada aturan-aturan kebersihan oleh orang tuanya melalui toilet training yakni latihan mengenai bagaimana dan dimana seharusnya seorang anak membuang kotorannya. 3. Fase falis (usia 3-6 tahun) orientasi perkembangan pada alat vital , Pada fase falis, berlangsung pada tahun keempat dan kelima. Anak mulai tertarik kepada alat kelaminnya sendiri, dan mempermainkannya dengan maksud memperoleh kepuasan. Pada fase ini, anak juga mengalami timbulnya Oedipus Complex yakni merasakan seksual pada orang tua yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. 4. Fase laten (usia 6-12 tahun) orientasi perkembangan pada biologi fisik, Fase Laten, anak mengalami periode peredaan implus seksual. Menurut Freud, penurunan minat seksual itu akibat dari tidak adanya daerah erogen baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis. Jadi, Fase lebih sebagai fenomena biologis dan pada fase ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi yakni mengganti kepuasan libido dengan kepuasan non-seksual. Khususnya bidang intelektual, atletik, ketrampilan, dan hubungan teman sebaya. Dan fase ini anak lebih mudah mempelajari sesuatu dan lebih mudah dididik dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya (masa pubertas). 5. Fase genital (usia 12 keatas) orientasi perkembangan pada kematangan seksual, Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja. sistem endokrin memproduksi hormon seperti skunder (suara, rambut, buah dada, dll) dan primer. Pada fase ini, implus seks mulai disalurkan ke objek luar seperti, berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan keluarga.

Tahapan perkembangan seks saling berkaitan dan terhubung antara aspek sosial, emosional, dan biologis. Dengan adanya aspek-aspek ini yang akan membentuk terjadinya kematangan seksual. Pengetahuan kesehatan reproduksi pada anak sejak usai dini maka sangat penting dan berarti pada setiap proses kehidupan mereka untuk kedepannya.

Pengenalan kesehatan reproduksi pada anak bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, seperti memberikan contoh pengenalan alat reproduksi melalui gambar di buku atau boneka dengan menunjukkan nama reproduksi, fungsi reproduksi, dan cara menjaga kebersihannya. Serta memberikan pengetahuan bagian tubuh mana yang boleh disentu atau tidak boleh disentuh dan bagian mana yang boleh dilihat orang lain dan tidak boleh dilihat orang lain. Jadi memberikan pengenalan kesehatan reproduksi penting diberikan sejak sedini mungkin. Selanjutnya orang tua dapat mengenalkan kesehatan reproduksi pada aktivitas sehari-hari contohnya mengenalkan toilet training yakni latihan mengenai bagaimana dan dimana seharusnya seorang anak membuang kotorannya.

Tujuan dari produk buku yang saya buat adalah Memberikan pemahaman dasar tentang tubuh mereka sendiri agar anak lebih menghargai dan menjaga kesehatan tubuhnya, Mencegah kekerasan seksual dengan mengajarkan anak untuk mengenali dan melindungi bagian tubuh pribadi, Membekali anak dengan informasi yang sesuai usia untuk menghindari informasi yang salah dari sumber lain, Mengajarkan anak untuk mengetahui nama-nama yang benar pada setiap bagian tubuh dan fungsinya. vagina adalah nama alat kelamin perempuan dan penis adalah alat kelamin pria, dari pada mengatakan dompet atau burung, dan Tanamkan peraturan-peraturan yang berlaku menurut agama dan nilainilai moral budaya serta sebab akibat jika hal yang tidak diinginkan terjadi (dengan tidak menakut-nakuti) ketika mengenalkan seks dan memahamkan pencegahan kekerasan dan penyimpangan seksual pada anak.

Berikut link untuk melihat produk buku :

https://drive.google.com/file/d/1rN00_wSU4d_fju0uP6mfIxgH7gV3b1VD/view?usp=drivesdk Anda dapat mengakses link tersebut untuk membaca dan memahami “pentingnya kesehatan reproduksi sejak anak usia dini agar mencegah terjadinya pelecehan seksual pada anak”, dan semoga bisa bermanfaat dengan baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun