Banjir di Louisiana (Baton Rouge dan 8 kabupaten berdekatan), Amerika Serikat telah “merendam” sekitar seratus sepuluh ribu (110.000) rumah dengan kerugian sebesar AS$20 milyar (Rp 260 Triliun). Ini baru kerugian kerusakan rumah, sedangkan dampak ekonomi secara luas seperti hancurnya ladang pertanian yang belum dipanen, hanyutnya hewan ternak, serta berhentinya produksi industri kecil dan menengah masih belum diketahui secara pasti.
Dari rumah yang rusak hanya sekitar 20% yang memiliki asuransi. Mereka yang memiliki asuransi, bukan hanya “pasti” akan mendapat ganti rugi, tapi selama banjir ditampung di hotel. Sementara yang tanpa asuransi menginap di shelter (tempat penampungan) milik pemerintah. Beda fasilitas dan beda pelayanan.
Sisa yang 80% (tanpa asuransi) mengharap bantuan FEMA (Federal Emergency Management Agency), semacam badan penanggulangan bencana. Tapi FEMA hanya membantu yang punya pendapatan dan pekerjaan “tertentu.” Kriteria pastinya hanya FEMA yang tahu.
Mentraktir Teman Amerika
Karena rumah saya tidak masuk air dan tak ada kerusakan, saya hanya menulis nama, alamat rumah dan mengisi semua pertanyaan dengan “nol” alias baik baik saja. Kemudian, dari formulir isian, terdata ada empat rekan kerja di unit yang sama yang rumahnya terendam. Tiga memiliki asuransi, sehingga tak punya masalah dengan ganti rugi.
Teman yang tak memiliki asuransi banjir, bukan hanya kuatir dengan “bantuan” merevoasi rumah, tapi juga dengan berbagai hal seperti mobilnya yang rusak karena terendam air berhari hari; baju hancur semua; sepatu yang hanyut dan harus menumpang di rumah famili.
Ketika mengantarnya pulang, saya sempat mengajaknya singgah di mall, kemudian mempersilahkan dia memilih sepatu, baju dan keperluannya. Pengalaman pertama “mentraktir” teman Amerika yang sedang terkena musibah. Pengalaman yang tak pernah terbayang sebelumnya.
Menyumpang “cuti”
Kenapa hari cuti bisa disumbangkan? Di Amerika, ada banyak jenis cuti kerja, untuk artikel ini saya sebut yang secara umum saja yaitu ada istilahnya “paid holiday” dan “un-paid holiday” yang lamanya tergantung pada masing masing tempat kerja dan tergantung lamanya kerja. Untuk rumah sakit, standarnya 14 hari “paid holiday” dan 26 hari “un-paid holiday.” Totalnya 40 hari cuti selama setahun.
Paid holiday adalah hari cuti yang dibayar, artinya kalau saya cuti, maka saya dibayar (cuti plus bayaran). Sedangkan un-paid holiday, saya cuti tidak dibayar. Silahkan cuti sendiri, tanpa ada bayaran selama cuti. Uniknya, paid holiday ini bisa bertambah setiap bulannya. Kalau saya masuk terus menerus selama sebulan, maka saya dapat bonus satu hari paid holiday. Jadi, dalam setahun saya bisa dapat total 26 hari paid holiday (14 standar plus 12 bonus).
Balik ke masalah sumbangan, untuk “paid holiday” ini bisa disumbangkan. Artinya, saya tetap bisa cuti, tapi duit cutinya disumbangkan ke korban banjir. Kalau saya menyumbang 14 hari “paid holiday,” maka saya tetap mendapat hak cuti 14 hari, tapi uang cuti 14 hari disumbangkan ke korban banjir.
Akhirnya, tak ada rotan, akarpun jadi. Tak ada uang, cutipun bisa disumbangkan!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H