Foto-01. Salah satu karya Van Gogh, Starry Night (sumber: Kristy Puchko, 2015).
Ketika mau ke Belanda beberapa waktu lalu, teman teman berseloroh:” jangan lihat lukisan asli atau replica karya Vincent Van Gogh. Meskipun mahal, tapi kuning dan hanya lingkaran kosong, enggak ada nilai seninya.” Memang, diantara karya lukisan Van Gogh yang diestimasi berharga di atas AS$ 100 juta (Rp 1,3 Triliun lebih) seperti Starry Night, Portrait of Dr. Gachet dan Sun Flower, didominasi warna kuning dan lingkaran halos, hal ini terjadi karena pengaruh obat Digoxin.
Akhirnya saya benaran tak masuk ke museum Van Gogh di Amsterdam, bukan karena wanti wanti dari teman teman, tapi karena nggak mau antri masuk yang panjang. Selanjutnya, apa hubungan Digoxin, Van Gogh, warna kuning, lingkaran halo dan harga lukisan yang selangit? Saya akan jawab satu persatu.
Vincent Van Gogh, semasa hidup (30 Maret 1853 – 29 July 1890), menderita berbagai penyakit kronik, diantaranya depresi, epilepsy, sunstroke (sakit karena jumlah garam dan cairan tubuh dibawah normal), porphyria (sakit yang berhubungan dengan jaringan saraf, karena produksi senyawa alami porphyrins yang terganggu), keracunan, atrial flutter (detak jantung yang abnormal) dan penyakit Ménière's (berhubungan dengan bunyi mendengung dalam daun telinga).
Pada masa itu hanya ada Digoxin atau Digitalis untuk men-treatment sakit epilepsy, depresi dan kelainan detak jantung. Digoxin adalah senyawa kimia alami yang diekstrak dari tanaman (jenis tanaman hias yang berbunga ungu), bahasa latinnya Digitalis purpurea. Beberapa efek samping obat Digoxin adalah mual, muntah, xanthopsia (semua benda kelihatan kuning), kejang dan kelihatan halos di setiap objek.
Secara “medical, ” istilah xanthopsia atau yellow period (penglihatan berwarna kuning) untuk menjawab pertanyaan kenapa lukisan “Portrait of Dr. Gachet” (Foto-03) didominasi warna kuning, sedangkan efek “halos” (lingkaran objek) untuk menjelaskan kenapa lukisan “Starry Night” (Foto-01) banyak lingkaran lingkaran “kosong” dan juga dominasi warna kuning.
Itu penjelasan secara medik, bagaimana pula penjelasan secara seni ? Menurut orang seni, warna kuning adalah kekuatan supranatural yang diterjemahkan secara brilian ke atas kanvas, sedangkan lingkaran "kosong" adalah objek objek alam (bintang, angin, pepohonan, bukit, ingkungan) yang terus bergerak dalam keseimbangan.
Apakah anda mau percaya dengan penjelasan medis atau seni atau kedua keduanya, tak jadi soal. Tapi, barangkali (alasan medis dan seni) inilah penyebab kenapa karya karya Van Gogh dihargai sampai triliunan rupiah. Dari hampir dua ribu karya lukisan dan gambar, total nilainya diperkirakan ribuan triliun rupiah.
Orang simpati sekaligus kagum dengan seorang Van Gogh, dimana dalam penderitaan hidup, beliau bisa berkarya. Beliau secara menakjubkan menghasilkan karya karya “agung.”
Van Gogh melukis “Portrait of Dr. Gachet” yang merupakan lukisan dokter yang merawat beliau, kemudian lukisan tersebut diberikan kepada sang dokter. Lucunya, karena merasa aneh dengan warna kuning, si dokter membuangnya ke tong sampah. Pada tahun 1990, lukisan dihargai AS$ 82,5 juta (Rp 1,1 Triliun). Sekarang harga lukisan diestimasi AS$ 111 juta (Rp 1,5 Triliun).
Tragis, selama karir sebagai pelukis, hanya sebuah lukisan yang laku terjual. Lebih tragis lagi, Van Gogh mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri pada tahun 1890, ketika usianya dalam puncak produktivitas, yaitu 37 tahun.
Menurut ahli sejarah, Belanda membutuhkan waktu paling tidak per-300 tahun untuk melahirkan seorang pelukis kaliber Vincent Van Gogh. Luar biasa !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H