[caption caption="Foto-01. Santai, makan bareng kalau ada yang ultah atau “selamatan” dapat promosi (Sumber dokumen pribadi)"][/caption]Saya : “loh… sudah datang kerja, kok cepat liburannya?”
Lisa : ” Batal total”
Saya: “Emangnya kenapa?”
Lisa: “Abisnya ada perempuan yang naksir sama ayahku!”
Saya:” Ayahmu yang ditaksir, kok kamu yang repot? Sampai batalin liburan segala”
Lisa:” Enak aja..kan ayahku seharusnya hidup tenang di hari tuanya, nanti dia malah sibuk ngurusin perempuan itu”
Itulah kira kira percakapan yang berbau “gossip” dengan teman kerja. Mungkin anda bertanya heran:”oh…ada gossip juga toh di tempat kerja di Amerika Serikat?” Ya dong, sama aja dimanapun kita berada. Kemudian apa saja, kira kira topik gosipnya? Nah inilah urutan favorit yang jadi bahan gossip:
1.Tentang ayah dan ibu
2.Tentang mertua (terutama mertua perempuan)
3.Adik beradik
4.Pacar anak perempuan (anak lelaki sepertinya aman dari gossip)
Kami biasanya menggosip di ruang “break room” saat istirahat. Dari 3 shift kerja yang ada, saat paling banyak waktu menggosip adalah ketika kerja malam (10 malam sampai 6 pagi). “Shift” malam lebih santai karena tak ada pasien yang keluar masuk, tak ada keluarga pasien yang minta penjelasan, dan pasien tentunya tidur semua. Dalam rentang 8 jam, hanya 3 kali skedul untuk mengecek pasien.
[caption caption="Foto-02. Rekan rekan bergegas masuk ruang kerja (Sumber: Dokumen pribadi)"]
Akhirnya, dia tidak jadi berhenti, tapi kerja “part time.” Berdasarkan jumlah jam, maka kerja disebut “full time”, “part time” dan PRN. Kalau kerja di atas 40 jam seminggu disebut full time, 16 jam disebut part time, dan PRN kalau ada kerjaan baru dipanggil. Si teman memutuskan kerjanya dua hari saja, Sabtu dan Minggu (16 jam). Selain pendapatan berkurang, “benefit” seperti asuransi, bonus dan fasilitas lain juga dikurangi untuk pekerja part time. Tapi, lumayanlah daripada total tidak bekerja karena menjaga mertua sakit sakitan.
Tak semua “baik” dengan mertua, dan tak semua mertua “baik” dengan menantunya. Lucunya, persoalan kecil dengan mertua bisa jadi gosip heboh. Diantara yang dijadikan gossip adalah komen mertua, komen itu diantaranya adalah : masakan yang tak enak, pakaian yang dikenakan kelihatan “out of date” (ketinggalan jaman), kurang baik mendidik anak dan sebagainya.
Anehnya, komen mertua tentang hubungan dia (teman teman) dengan istri atau suaminya, tak pernah dijadikan gossip. Sepertinya hal itu urusan pribadi suami – istri yang tak mau dicampuri oleh mertua, dan seandainya ada, sepertinya tak boleh diketahui orang lain. Petengkaran suami – istri juga tidak menjadi bahan gossip.
[caption caption="Foto-03. Rekan rekan sedang menikmati makanan ringan. Lebih banyak kue dari jumlah orang (Sumber: Dokumen pribadi)"]
Topik gossip “favorit” terakhir adalah anak gadis. Siapa pacar anak gadisnya menjadi gosip heboh. Apalagi kalau anak gadisnya pacaran sama suami orang dan berandalan. Kalau ada anak gadis yang baru naksir atau ditaksir sama cowok yang “tak jelas,” maka rame rame memberikan saran untuk membayar agen swasta yang bisa melacak identitas si cowok.
Setelah dilacak, ternyata kemudian si cowok adalah anak baik, maka yang punya anak gadis akan mentraktir pizza atau burger, kamipun senang bahagia. Tapi, kalau sebaliknya, maka kamipun memberikan saran saran. Kebanyakan aneh dan tak serius (menurut saya).
Udah dulu deh cerita gosipnya !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H