Mohon tunggu...
Evi Erlinda
Evi Erlinda Mohon Tunggu... Bio-Human Medicine -

Menetap di Baton Rouge, USA.\r\nBekerja di Our Lady of the Lake Regional Medical Center. Hospital.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Memberi Penyuluhan Kesehatan Masyarakat “Marginal” Amerika Serikat

25 Januari 2016   04:32 Diperbarui: 26 Januari 2016   00:25 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Memeriksa poster sebelum turun ke lapangan (Foto milik pribadi)"][/caption]Saya: ”Anda kan sudah obesity, kalau mau makan ikan trout gede yang ukuran lebih besar dari 25 cm, cukup sebulan sekali aja”
Masyarakat marginal Amerika : oh... kalau begitu, saya boleh makan ikan trout ukuran kecil tiap hari dong”

Saya: “Anda mengerti kalimat sederhana di brosur ini ?”
Masyarakat marginal Amerika:” Maaf… kaca mata saya tinggal di mobil”

Itulah kira kira diantara dialog, kalau melakukan semacam “penyuluhan” ke masyarakat marginal Amerika Serikat. Marginal di sini adalah yang berpenghasilan rendah, pendidikan rendah, dan cenderung minoritas. Tempat tinggalnya bisa di “down town,” bisa juga di ladang-ladang luar kota.

Rumah sakit tempat saya bekerja, karena milik yayasan agama, punya program pelayanan masyarat di luar waktu regular. Setiap tahun, tim medis memberikan semacam penyuluhan dan bakti sosial (baksos) gratis.

Secara internasional penyuluhan dan baksos difokuskan di negara negara Amerika Latin, Afrika dan daerah (negara) yang dilanda bencana. Di Dalam negeri, hanya dilakukan di negara bagian (state) Lousiana.

Low Literacy Skill

[caption caption="Teman teman tim medis siap siap melaksanakan penyuluhan/baksos (Foto milik pribadi)"]

[/caption]Maksud dari “low literacy skill” adalah kemampuan yang rendah untuk memahami kalimat, tanda rambu, mengisi formulir dan bahkan membaca menu di restoran.

Ciri-ciri orang yang “low literacy skill” adalah seperti dialog di atas. Lain yang kita bilang, lain pula yang dia maksudkan.

Tidak bawa “kaca mata” adalah diantara alasan untuk menghindari bahwa dia tidak paham dengan kalimat atau brosur yang kita sodorkan, bahkan ada juga yang memang buta huruf.

Angka orang Amerika yang “low literacy skill” ini lumayan banyak, sekitar 14%, tergolong tinggi untuk negara maju.

Persentase “tidak mampu” memahami angka (low quantitative skill) atau tak bisa membaca data, lebih tinggi lagi yaitu sekitar 22%. Kalau kita bicara angka atau menerangkan makna data, mereka umumnya memandang kosong, mengarah ke langit. Terlihat bola matanya “membolak balik”.

Kondisi Kesehatan Masyarakat

[caption caption="Mejeng dengan teman sebelum melaksanakan penyuluhan/baksos (Foto milik pribadi)"]

[/caption]Untuk Louisiana, kabupaten disebut dengan istilah Parish. Di setiap Parish biasanya ada beberapa “health Unit” atau semacam Puskesmas di negara kita.

Health unit ini, biasanya berlokasi di daerah padat penduduk. Disamping itu, hanya menyediakan pelayanan kesehatan yang sangat primer seperti tes kehamilan, berbagai tes kesehatan lainnya (termasuk AIDS), imunisasi, perawatan bayi dan pengobatan ala kadarnya. Tidak ada rawat inap. Jam bukanya seperti jam kantor, 9 pagi sampai 4 sore. Sabtu dan Minggu tutup.

Karena kondisi health unit yang jaraknya tak terjangkau dan jam bukanya terbatas, banyak masyarakat marginal yang hidup jauh di desa desa, jarang ke Puskesmas, kalau tak benar benar terpaksa.

Penyuluhan dan baksos yang dilakukan adalah diantaranya mendiagnosa penyakit, kemudian memberikan rujukan ke rumah sakit yang ada fasilitas memadai untuk menangani sakit si pasien.

Karena memang masyarakat yang dihadapi adalah yang “low literacy skill,” sehingga kebanyakan waktu dihabiskan untuk mengisi formulir rujukan dan formulir “minta” bantuan dana (medicAID) ke pemerintah.

Bantuan pemerintah ini diajukan agar masyarakat marginal yang bersangkutan tersebut bisa berobat secara gratis sesuai dngan rujukan yang diberikan.

Tak beda dengan negara kita rupa rupanya ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun