Mohon tunggu...
Evie Permata Sari
Evie Permata Sari Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Kemanusiaan

Penikmat senja dan kayuhan sepeda

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menanjak Bukan Lagi Sebuah Momok

1 Mei 2023   21:07 Diperbarui: 1 Mei 2023   21:51 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Etape kali ini kami akan melewati kontur jalan yang sangat berbeda dari semua etape. Etape kelima ini akan banyak melewati tanjakan dan jalan yang berbukit, karena kami harus melewati daerah Alas Roban yang cukup terkenal. Membayangkan tanjakan, perasaanku sudah ngilu karena mengingatkan ku pada jalur latihan ke Bandung ketika melewati tanjakan Cariu. Di sana aku pernah terjatuh dan tergelincir dikrikil aspal yang mengenai pipi kananku. Hari itu, aku benar-benar membayangkan tanjakan yang nanti akan aku hadapi dan membuat aku ciut. Namun melihat semangat teman-teman Srikandi membesarkan hatiku kembali.

Perjalanan kembali dimulai dengan tetap mendapatkan pengawalan dari Polantas dan Dinas Perhubungan. Mendekati daerah Batang, kami dikagetkan dengan sekumpulan anak-anak sekolah serta guru-guru yang berdiri sepanjang jalan dan membawa spanduk “Selamat datang Srikandi B2W Gowes ke Jepara”, kejutan lagi bagi kami. Mereka berteriak melambaikan tangan dan memberikan kami semangat. Kemudian sampai di Kota Batang, kami harus berhenti, karena Kapolres Batang serta Pemda setempat ingin mengawal kami sampai perbatasan. Beberapa murid-murid SD serta guru-guru berkumpul membawa spanduk “Selamat datang Srikandi B2W Gowes ke Jepara dan panggung kecil didirikan di pinggir jalan. 

Melihat ini semua, aku terharu dan menitikan airmata. Perjalanan kami ini ternyata membawa begitu banyak semangat dan harapan. Melihat murid-murid harapan bangsa ini begitu antusias menyambut kedatangan kami, tidak bisa berkata apa-apa lagi selain mengumpulkan semangat dari mereka agar aku bisa melintasi tanjakan nanti. Melanjutkan perjalanan dari Kota Batang, kami dikawal oleh Polwan-polwan yang bersepeda serta banyak komunitas sepeda lainnya yang melepas perjalanan kami. Sepanjang melintasi perjalanan ke Semarang, banyak sekali ditemui anak-anak sekolah berkumpul di pinggir jalan menyambut kedatangan kami. Setiap bertemu dengan mereka aku seperti mengumpulkan sebuah kekuatan untuk dipakai melintasi tanjakan di Alas Roban, nama yang begitu melekat karena terkenal dengan jalan yang berbukit dan tikungan yang tajam.

 Mulai menapaki tanjakan pertama

Posisiku masih tetap dibelakang teman-teman Srikandi lainnya dan berusaha mencoba menikmati perjalanan dengan hati yang ketar-ketir. Untung, Glen, pelatih dan sahabat kami yang selalu berada didekat ku terus membantu aku melewati tanjakan demi tanjakan sembari memberikan strategi-strategi mengayuh yang benar dengan memainkan roda gigi depan dan belakang. Satu persatu tanjakan dan turunan berhasil aku lalui, namun masih banyak lagi di depan mataku yang harus aku lewati. Bila sudah berjalan diatas tanjakan, kadang aku tidak berani melihat kedepan lebih sering aku melihat kebawah hanya sesekali aku melihat kedepan saja. Takut... itu yang kurasakan. 

Pada titik putus asaku melewati tanjakan lainnya, aku hanya berdoa dan selalu membayangkan Ibu. Selalu terngiang ditelingaku suara Ibu, “tetap semangat”, terus ku kayuh pelan-pelan sepedaku sambil terus menatap ke bawah. Saat mendekati puncak, tiba-tiba terdengar teriakan dan gemuruh tepuk tangan memberikan aku semangat, “hayoo terus..”, “sedikit lagi..”, “hayoo bisa..” 

Aku seperti bermimpi, dan kulihat ke depan ternyata diujung sana begitu banyak anak-anak sekolah yang berkumpul berbaris menyambut kami. Aku seperti terpacu untuk bisa sampai ke puncak dengan perasaan yang ringan. Sesampai diatas mereka semua bertepuk tangan dan menyambutku, aku dibuat terharu dan menangis lagi. Ahh untung kacamata pelindungku tidak memperlihatkan kepada mereka betapa aku sangat terharu sekali atas semangat mereka. Dan sejak itu, ketika aku melintasi tanjakan yang tinggal beberapa lagi, rasanya tidak terasa menakutkan dan bukan merupakan momok bagiku. Semangat dari adik-adik sekolah seperti memberikan aku kekuatan untuk mencapai puncak dan menikmati bonus turunan. Ditambah lagi, aku banyak belajar dari Glen, bagaimana aku harus mengatur roda gigi ketika melewati tanjakan ataupun turunan. Aku menikmati perjalanan ini sampai melewati turunan Alas Roban dan berakhir di kota Kendal. Sesamapi di Kota Kendal, kami makan siang dan istirahat bersama para Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, Kapolres Kendal serta komunitas sepeda disana.

Lagi-lagi penyambutan oleh komunitas sepeda yang tidak pernah berhenti dari satu kota ke kota lain. Sebelum perbatasan Semarang, kami sudah ditunggu oleh teman-teman komunitas sepeda dari Semarang untuk mendampingi kami menuju kota Semarang. Sesampai di Balaikota Semarang tepat pukul 15.30 wib, lebih cepat satu setengah jam dari jadwal semula. Kami berpelukan semua, karena berhasil melintasi tanjakan Alas Roban yang terkenal dengan selamat semua. Etape ini adalah perjalanan yang begitu mengesankan, aku bisa mengalahkan diriku sendiri, mengatasi ketakutanku atas tanjakan dan mengajarkan aku arti solidaritas Tim.  Satu Etape lagi yang harus kami lalui menuju Jepara.

Etape keenam, Semarang-Jepara 73 Km

Ini adalah etape terakhir dengan jarak 73 Km. Diawali dengan pelepasan oleh Walikota Semarang di Balaikota, Tim Srikandi memulai perjalanan menuju kota akhir yaitu Jepara. Sudah beberapa hari ini, ritme kecepatanku sudah bisa menyamai teman-teman Srikandi. Terkadang aku mulai berada dibarisan paling depan namun kalau tidak tahan dengan tekanan angin dari arah depan, aku akan mundur berada dibelakang salah seorang Srikandi. Ini adalah strategi yang aku pelajari selama perjalanan dengan teman-teman, bagaimana cara agar memecah arah angin sehingga kayuhanku tidak terasa berat.

Relatif perjalanan menuju Jepara tidak banyak kendala. Terkadang kami suka tertawa ketika ada yang berteriak “awas sepeda ria mau lewat”, atau juga “ada sepeda fun bike”. Terkadang teriakan patroli polisi membuat kami agak bingung. Saat mereka mengatur lalulintas agar para pengendara motor dan mobil tidak melintasi jalur kiri saat rombongan kami lewat. Terdengar dari pengeras suara mobil patroli, pak polisi mengatur arah jalan raya, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun