Tentu kita tidak asing dengan istilah “golden age”, dalam masa ini disebut juga masa anak-anak yang perlu unsur-unsur tertentu yang perlu diketahui oleh pendidik anak usia dini maupun tak terkecuali bagi seorang ibu dan bahkan ayah juga harus perlu mengetahuinya.
Anak-anak itu sangat unik dan special. Bahkan bagi seorang Ibu atau Ayah anak lebih dari kata special, karena mereka orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya tersebut. Oleh karena itu, mereka harus mengetahui apa saja the miracle ingredient for children itu sendiri.
Pertama, Cinta tak bersyarat. Dalam memberi cinta kasih sayang kepada anak jangan sampai memcampurkan cinta dengan sejumlah tuntutan besar terhadap anak. Harus ini, harus itu, harus belajar ini, belajar itu. Janganlah seperti itu. Karena dunia anak adalah dunia bermain. Tuntutan yang besar akan membuat seorang anak tertekan yang akhirnya akan berdampak pada psikisnya. Berilah anak cinta yang tak bersyarat apapun, baik itu tuntutan maupun harapan yang besar. Biarkan anak bertindak sesuai dengan minatnya (sesuai dengan asas motovasi dalam pembelajaran anak usia dini).
Kedua, Stimulasi. Stimulasi ini nanatinya akan mempengaruhi pertumbuhan sinaps (proses sinaptogenesis). Dan hal ini sangatpenting untuk kecepatan proses pemebelajaran dan memory.
Ketiga, Nutrisi.Nutrisi yang lengkap dan seimbang ini sangat dibutuhkan karena sepengetahuan saya sejak dalam kanndungan sampai kira-kira umur 3 tahun, jika diberi nutrisi yang lengkap maka jumlah sel-sel otak akan bertambah. Seperti asam amino di tempe atau kedelai yang mengandung protein, akan membentuk struktur otak, vitamin B6 juga penting untuk enzim otak.
Keempat, Bermain. Jika anak sedang bermain, biarkan mereka bermain, karena bermain menurut Frank dan Theresa (Hildebrand, 1986:55-56) merupakan cara dinamis untuk belajar dan dapat membantu pertumbuhn anak.
Kelima,Tidak ada istilah diskriminasi. Sesuai dengan prinsip dasar dan asas pembelajaran pendidikan anak usia dini, diskriminasi baik itu bentakan, kekerasan harus dihindari.Bahkan jangan memberi predikat buruk kepada anak, misalnya anak bandel, anak bodoh. Jangan seperti itu, karena para ahli psikologi pendidikan itu menyyatakan bahwajika anak diberi predikat baik/buruk, maka dikemudian hari akan menjadi identitas diri anak tersebut.
Allahu a’lam
