Maksud dari saling berbagi ini bukan hanya bahwa guru-guru saling bertukar bahan/file, tetapi ada satu guru yang bertindak sebagai pemateri, kemudian guru-guru anggota MGMP yang lain mengikuti skenario pembelajaran/praktikumnya dan bertindak selayaknya peserta didik.
Di kampus para calon pendidik, kegiatan seperti ini disebut microteaching. Di akhir kegiatan, biasanya secara spontan akan muncul diskusi yang membahas berbagai kendala yang mungkin akan ditemui di kelas, beserta alternatif-alternatif solusinya.
Nah, bagaimana, sudahkah terbayang apa saja kegiatan kami para guru dalam MGMP? Bagi guru-guru berdedikasi, MGMP bukanlah mulih gasik menyang pasar (pulang cepat pergi ke pasar) melainkan benar-benar suatu wahana untuk berbagi ilmu, berbagi keterampilan dan berbagi rasa dengan teman sejawat.Â
Guru harus senantiasa menjaga tangki ilmunya tetap berisi, agar bisa membagikannya dengan baik pada murid-muridnya. Agar tangki ilmu tetap berisi, guru harus rajin mencari dan berbagi ilmu.Â
Guru juga harus senantiasa menjaga agar tangki-nya itu tetap bersih, agar ilmu yang dibagikannya pada murid-muridnya tidak terkotori hal-hal yang tidak mendidik seperti perilaku bully pada siswa. Agar tangki-nya tetap bersih, para guru harus memiliki komunitas tempat berbagi rasa, tempat diskusi mencari penyelesaian masalah-masalah yang dihadapinya di ruang kelas.
Jadi, ayo, apa pun status kita, entah guru tetap atau honorer, teruslah aktif di komunitas belajar agar benar-benar menjadi guru profesional
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H