Mohon tunggu...
Evi Ayu
Evi Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencintai Diri Sendiri Versi Alvi Syahrin

26 Juni 2023   21:05 Diperbarui: 26 Juni 2023   22:05 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alvi Syahrin merupakan seorang novelis pria kelahiran Ambon, pada tanggal 20 Januari 1992. Beliau adalah penulis yang sudah menciptakan banyak buku yang dimana setiap karyanya sangat menarik dan inspiratif. Beberapa contoh karya alvi syahrin yang meraih kesuksesan, yakni Insecurity My Middle Name, Swiss; Little Snow In Zurich, Jika kita tak pernah jatuh cinta, Jika kita tak penah baik baik saja, dan jika kita tak pernah jadi apa apa. 

Bukan hanya menarik, karya alvi syahrin ini mengandung banyak nilai kehidupan yang perlu kita sadari. Ada semangat baru yang coba alvi syahrin selipkan dalam karya karyanya, bahwa sejatinya rasa sakit adalah proses kebahagiaan dan setiap kesedihan pasti berujung. Seperti hal nya badai pasti ada hentinya dan banjir pasti ada surutnya begitu juga dengan  kesedihan pasti ada akhirnya. Kita sebagai manusia hanya perlu menerima rasa sakit itu dan membiarkan waktu yang menyembuhkanya. 

Dari beberapa karya Alvi Syahrin buku dengan judul ‘’ jika kita tidak pernah baik baik saja ‘’ adalah salah satu buku dengan sejuta semangat baru, sejuta harapan sembuh atas luka yang menganga tentang kehilangan. Kehilangan seseorang adalah bab paling tidak ingin kita hadapi, tapi pernahkah kamu berfikir bahwa kehilangan seseorang adalah salah satu jalan untuk dipertemukan dengan seseorang yang lain, sosok yang lebih baik darinya, sosok yang sejatinya memang milikmu. sudah berapa kali kamu menyalahkan dirimu sendiri atas hilangnya seseorang dari hidupmu? sudah berapa kali kamu menyalahkan takdir atas sesuatu harapan yang tak sesuai inginmu? .

Dari buku “ jika kita tak pernah baik baik saja “ ada  sepenggal kata yang tertulis bahwa tujuan hidup bukan kebahagiaan, karna tak ada satupun di dunia ini yang pada suatu hari membahagiakanmu, melainkan dikemudian hari bisa membuatmu sedih. Lantas sebagai insan apa yang kamu cari, apa yang ingin kamu pertahankan sementara kamu tahu bahwa sejatinya semua hanya sebuah titipan yang kapan pun berhak di ambil Kembali oleh pemiliknya. Kamu hanya punya dirimu sendiri yang bisa kamu andalkan, kamu hanya sendiri dan Ketika kamu belum mencintai dirimu lantas sanggupkah kamu mencintai orang lain?. 

Dalam buku “ jika kita tak pernah baik baik saja “ banyak hal yang akan kamu temukan termasuk cara pandang yang perlu kamu ubah dan perlu kamu benahi, tentang kesadaran bahwa Ketika orang orang bilang “ cintai dirimu sendiri! “      “ terima kekuranganmu! “ “jadi diri sendiri aja” bagaimana caranya kamu mencintai diri sendiri Ketika yang kau lakukan kepada dirimu adalah kesalahan kesalahan bodoh tanpa hentinya? kesalahan bodoh yang kamu tahu harusnya kamu tidak lakukan? bagaimana bisa mencintai diri sendiri yang terus melakuan kesalahan bodoh? susah mencintai seseorang yang terus melakukan kesalahan.

lantas bagaimana kalau diri ini yang terus melakukan kesalahan? lalu, bagaimana caranya aku bisa menerima segala kekuranganku yang sebenarnya memang buruk sekali keberadaanya? bagaimana aku menjadi diriku sendiri jika aku sendiri tidak suka dengan diriku?. Aku ingin jadi seseorang lain. Aku mencoba menjadi seseorang lain. Namun, itu tak pernah jadi jawaban. Tak pernah ada jawaban. Aku tak pernah mampu mencintai diriku sendiri. Sampai, Aku mencoba mencintai, mencoba memahami Tuhan yang telah menciptakanku, yang menghendaki keberadaanku dan seluruh alam semesta.

Dan Ketika aku mencoba mencintai-Nya, mencoba memahami-Nya, mempelajari sifat – sifat-Nya, mendengar kajian - kajian ilmu yang membahas tentang kebesaran-Nya , aku mulai menemukan jalan keluar. Karena saat aku membenci diriku sendiri atas kesalahan bodoh yang ku lakukan, dan aku kesulitan memaafkan diriku sendiri, aku ingat betapa Tuhan yang telah menciptakan adalah Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maka, aku masih punya harapan. Bayangkan jika fokusku hanyalah sebatas mencintai diriku. 

Mungkin, aku akan berusaha mencari pembenaran atas segala kesalahan yang kulakukan, dan berbangga diri terhadapnya. Tak terbayangkan sejauh mana ketersesatanku. Lalu  saat aku tak sanggup menerima kekuranganku, aku mengingat bahwa Allah menciptakanku- dan semua manusia-dengan kebijaksanaan-Nya. Dan aku harus  yakin bahwa kekurangan bukanlah sesuatu yang harus saja diterima, tetapi juga diperbaiki. Nah, dari sini kita mendapat banyak pelajaran penting dari buku karya Alvi Syahrin, banyak mindset yang memang perlu kita rubah agar hidup menjadi lebih berarti.

 Buku “ Jika Kita Tak Pernah Baik Baik Saja “ sangat direkomendasikan untuk dibaca karna banyak pola pikir yang harus kita terapkan sebagai generasi muda yang rentan akan overthingking yang berlebihan selain kelebihan buku ini mungkin tidak ada kurang baik dari isi maupun penulisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun