Mohon tunggu...
Evi Agustin Nurhadiyanti
Evi Agustin Nurhadiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa-Universitas Airlangga

Mahasiswa program studi Matematika - Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Identitas Nasional Generasi Muda di Tengah Popularitas Korean Wave

22 Mei 2022   20:38 Diperbarui: 22 Mei 2022   20:54 2075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi informasi yang kian berkembang dewasa ini semakin memudahkan masuknya budaya asing ke Indonesia, salah satunya adalah budaya Korea atau yang sering dikenal sebagai Korean Wave. Korean Wave sendiri merupakan suatu istilah yang berasal dari kata Hallyu yang mempresentasikan kesuksesan budaya Korea. Tak hanya di Indonesia, budaya populer Korea juga sukses di berbagai negara lain seperti Jepang, Amerika Serikat, Thailand, Filipina dan Brazil. Tentu saja hal tersebut tak luput dari peran penting adanya internet. Media memiliki peran yang penting dalam penyebaran budaya populer Korea di Indonesia. Saat ini, siapapun dapat memperoleh informasi tentang idolanya dengan satu kali klik di internet. Kemudahan inilah yang semakin mempercepat penyebaran budaya Korea di Indonesia. 

Budaya populer Korea telah sukses dan diminati banyak penggemar di Indonesia khususnya kalangan generasi muda. Dapat dilihat dari beberapa majalah, internet bahkan stasiun TV yang mengundang idol Korea. Tak hanya itu, beberapa brand kosmetik produk lokal yang berlomba-lomba menggunakan idol Korea sebagai brand ambassador produk mereka untuk menarik minat konsumen terutama dari kalangan anak muda. Baru-baru ini konser yang mendatangkan NCT Dream dan Red Velvet dari Korea dan beberapa artis Indonesia sukses menarik minat masyarakat. Konser yang diadakan selama 3 hari tepatnya pada 20 hingga 22 Mei 2022 di Istora Senayan itu diperkirakan dihadiri oleh 30 ribu penonton tiap harinya. Meskipun masih dalam kondisi pandemi, namun hal tersebut tidak mengurangi antusias masyarakat hingga tiket konser tersebut sold-out dalam waktu yang relatif singkat. 

Di tengah banyaknya penggemar idol Korea di kalangan anak muda, banyak pula stereotip yang berkembang di  masyarakat seperti terlalu berlebihan, histeris, dan sangat konsumtif. Gaya hidup konsumtif mereka biasanya ditunjukkan dengan banyak membeli merchandise kpop, album dan sebagainya dengan harga yang dapat dikatakan cukup mahal. Tak hanya itu para penggemar idol Korea atau yang sering disebut dengan Kpopers juga menunjukkan kebiasaan-kebiasaan seperti menghabiskan waktu untuk berselancar di media sosial guna mencari berita tentang idolanya, belajar bahasa Korea, belajar dance seperti idolanya, bahkan tak jarang mereka lebih tertarik pada produk Korea daripada produk lokal.

Dikarenakan semakin populernya Kpop di Indonesia, tentu dapat memungkinkan terjadinya krisis identitas nasional yang dimiliki oleh generasi muda saat ini. Identitas nasional erat hubungannya dengan kepribadian atau jati diri bangsa. Lantas mengapa Kpopers berpotensi kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia? Hal tersebut dapat terjadi mengingat kebiasaan atau perilaku yang mereka lakukan sebagai penggemar idol Korea. Apabila generasi muda lebih tertarik belajar bahasa Korea mungkin saja mereka juga menggunakannya untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga hal tersebut dalam mengurangi eksistensi Bahasa Indonesia. Kemudian gaya hidup konsumtif mereka yang lebih menyukai produk Korea daripada produk lokal merupakan sikap yang tidak mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Tak jarang pula gaya berpakaian anak muda sekarang banyak yang meniru dari Korea atau yang biasa disebut Korean style. Kebanyakan kpopers tergolong fanatik karena mereka tak hanya sebatas menyukai karya-karya idolanya tetapi juga mengikuti setiap  kegiatan idola, streaming setiap konten dan konsernya bahkan sering kali terlibat perang komentar di media sosial karena berbeda idola. 

Masuknya budaya Korea berpotensi mempengaruhi nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme generasi muda sehingga memungkinkan terkikisnya nilai-nilai tersebut yang pada akhirnya dapat menyebabkan lunturnya rasa cinta terhadap budaya negaranya sendiri. Derasnya perkembangan budaya Korea di tengah masyarakat dapat mempengaruhi konstruksi identitas bagi Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme terhadap generasi muda sejak dini serta mereka harus membentengi diri di era globalisasi saat ini agar dapat menyikapi perkembangan teknologi dan informasi secara bijak. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun