Semenjak menjadi ibu, dunia tak lagi sama bagi seorang wanita.
Dunia seperti terbelenggu oleh sebentuk cinta dalam bentuk lain yang belum pernah ada sebelumnya.
Dunia seolah menjelma menjadi wujud keajaiban di setiap detik waktunya.
Membahagiakan. Mengharukan. Membanggakan. Melelahkan. Bahkan bisa membuat depresi yang tak berkesudahan.
Semenjak menjadi ibu, dunia hingar bingar sudah tidak bisa di ekspresikan dengan tawa lepas penuh kebebasan.
Akan ada tangan kecil yang senantiasa ingin meraih pelukan.
Akan terdengar suara tangis yang mencari bentuk perhatian.
Akan sering terlihat senyum termanis dan binar mata malaikat kecil yang luar biasa menyejukkan.
Akan ada doa-doa yang mengalun tulus dalam setiap hela napas.
Demi sang buah hati. Malaikat dalam bentuk nyata yang Tuhan kirimkan dalam bentuk paling sempurna.
Ibu.. kaulah anugerah. Kaulah pelita berharga bagi dunianya. Jangan lelah, ibu.. jangan menyerah..
Tak apa jika dunia tak lagi ada di pihakmu.
Tak apa jika dirimu merasa sunyi dan sendiri.
Tak apa jika kamu terbuai lelah tak berkesudahan.
Merasa depresi. Merasa ingin menyudahi. Merasa kecewa, bersalah dan tak puas diri dengan dirimu sendiri.
Tak apa, ibu.
Sekali lagi, tak apa.
Kamu tetap berarti baginya. Kamu tetap dunia ternyaman untuknya.
Menangislah jika kau ingin, lalu maafkan dirimu. Peluklah dirimu dalam doa, agar Tuhan membersamai kuatmu. Agar Tuhan menuntun langkahmu.
Bertumbuhlah ibu bersama malaikat kecilmu. Kuatlah berpijak karena sebenarnya kamu tak pernah sendiri.
Bersyukurlah dalam setiap hari-harimu, karena ada banyak wanita yang ternyata menginginkan menjadi sepertimu.
Kamu adalah manusia terpilih yang Tuhan percayakan untuk menempuh jalan ini.
Kamu adalah orang terkuat yang pantas mendapatkan amanah ini.
Kamu mampu, Ibu..
Meski kadang emosi tak terkendali menguasai harimu.
Kamu tetap berharga. Kamu tetap sempurna.
Percaya pada dirimu ibu.. karena anakmu pun begitu. Dia akan selalu menaruh kepercayaannya hanya padamu. Karena dirimu lah semestanya.
Akan ada jalan panjang di depan sana, yang seperti tak berkesudahan.
Jalan menuju pembelajaran.
Jalan berliku yang penuh ujian.
Tetaplah melangkah, Ibu..
Meski nanti kau akan tertatih.
Meski hanya sulit yang terasa menemani.
Lihatlah malaikat kecil yang terlelap itu.. yang merasa nyaman dalam dekapanmu.
Meski beribu kali kesalahan kau buat, dia tetap mencari hangat dalam sosokmu.
Lihatlah ketika ia memanggil dirimu dengan bibir mungilnya, menangis ketika dirimu beranjak sedikit saja..
Kau adalah cinta sejati untuknya, Ibu..
Yang tak bisa tergantikan oleh apapun di dunia ini.
Jangan redupkan cintanya, Ibu.
Karena di dunia ini, mungkin hanya mereka lah yang paling mencintai mu tanpa syarat.
Yang selalu menganggap dirimu adalah hal terpenting di dunia.
Yang selalu menginginkan dirimu apapun kondisinya.
Ibu, bangkitlah..
Jika sudah terlalu lelah, ingatlah perjuanganmu ketika merasakan kehadirannya pertama kali dalam rahimmu.
Ingatlah betapa terharunya ketika pertama kali kau merasakan gerakan unik di dalam tubuhmu.
Betapa bahagianya kau saat itu.
Dan ijinkan dirimu untuk berbahagia kembali dengan menyertai tumbuh kembangnya di hadapanmu.
Ijinkan dirimu berdamai dengan semua keadaan.
Kamu berarti. Sekali lagi kamu teramat berarti, Ibu..
Kelak kau akan mengerti, ketika mereka sudah beranjak pergi.
Meninggalkan kenangan manis yang tak pernah terganti.
Kau akan merindukan semua masa ini, ketika duniamu sibuk sendiri dengan emosi.
Ibu, selamat meniti hari-hari penuh kisah.
Lanjutkan harimu dengan penuh syukur dan jangan lupa tersenyum.
Terima kasih telah menjadi sosok berharga, sudah begitu kuat bertahan dan memberi banyak cinta.
Kamu hebat, Ibu ❤️
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H