Dalam hal ini, setiap proses pembelajaran yang terjadi harus mencerminkan minat atau memicu keingintahuan murid.
Profil belajar siswa
Pembelajaran akan efektif jika setiap murid diberi kesempatan untuk memilih dan menentukan cara/gaya belajar yang mereka sukai, apakah senang dengan video, audio atau kinestetik.
Salah satu alasan perlunya mengidentifikasi kebutuhan belajar murid adalah untuk bahan pertimbangan strategi belajar yang akan diterapkan. Guru sebagai seorang pendidik perlu mengenali kebutuhan belajar murid lewat proses identifikasi. Hal ini perlu dilakukan karena kebutuhan belajar setiap siswa berbeda-beda. Yang dapat kita lakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid-murid kita adalah a. mengamati perilaku murid, b. Mengidentifikasi pengetahuan awal mereka, c. memakai berbagai bentuk asesmen, d. berkomunikasi dengan murid dan orang tua, e. melakukan refleksi.
Pembelajaran berdiferensiasi bisa dilakukan melalui 3 strategi yaitu diferensiasi Konten (berisi materi apa yang kita ajarkan pada murid), diferensiasi Proses yaitu mengacu pada bagaimana murid akan memahami/memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari, dan strategi yang ketiga adalah diferensiasi Produk yaitu harus mencerminkan pemahaman murid dan mempertimbangkan kebutuhan murid sesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Materi-materi yang disajikan dalam modul pembelajaran Guru Penggerak ini saling berkaitan antara materi di modul 1 sampai dengan modul yang sekarang sedang saya pelajari yaitu modul 2.1. Pada modul 1.1 dijelaskan secara rinci mengenai filosofi Ki Hajar Dewantara bahwa proses belajar murid harus sesuai dengan kodrat alam, kodrat zaman dan pendidikan yang berpihak pada murid. Hal ini sangat sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi yang sangat berpihak pada murid serta menyesuaikan dengan kebutuhan murid secara kodratnya, baik kodrat alam maupun kodrat zaman. Hal ini tentunya sangat sesuai dengan filosofi KHD bahwa pendidikan adalah menuntun semua kekuatan kodrat yang ada pada murid agar mereka mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya di masyarakat dan lingkungannya.
Kaitan antar modul 2.1 dengan modul 1.2 yaitu tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak sangat sesuai dengan pembelajaran diferensiasi karena dalam nilai Guru Penggerak harus memiliki nilai berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif. Adapun peran Guru Penggerak dijelaskan secara terperinci yaitu harus menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi orang lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid dan menggerakkan komunitas praktisi. Dengan adanya nilai dan peran guru penggerak ini sangat optimis bahwa pembelajaran diferensiasi ini akan berjalan dan memenuhi kebutuhan murid dalam proses pembelajaran yang berpihak pada murid.
Kaitan antar modul 2.1 dengan modul 1.3 yaitu tentang Visi Guru Penggerak yaitu seorang Guru Penggerak harus memiliki visi untuk mewujudkan dan melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid yang sejalan dengan pembelajaran diferensiasi yaitu pembelajaran yang menyesuaikan dengan kebutuhan murid, dengan mempertimbangkan kesiapan belajar siswa (readiness), minat belajar siswa dan profil belajar siswa. Untuk melakukan hal tersebut, tentunya seorang guru penggerak harus mampu berkolaborasi dan mengidentifikasi kebutuhan setiap murid.
Koneksi antar materi pada modul selanjutnya yaitu modul 2.1 dengan modul 1.4 yaitu bahwasanya dengan proses pembelajaran diferensiasi akan mendorong terwujudnya budaya positif di sekolah. Pada saat proses pembelajaran diferensiasi diterapkan maka kebutuhan murid pada saat belajar akan mampu terpenuhi sehingga budaya positif di sekolah dapat terwujud dengan baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H