Buku ke-14 dari serial bumi
Karya: Tere Liye
Penerbit: Sabak Grip Nusantara
Tahun Terbit: 2022
Jumlah halaman: 363 hlm
Apa yang kamu lakukan jika temanmu sedang dalam bahaya besar? Menolongnya atau diam saja? Apa kamu mau membantunya meskipun tanpa kehadiran sosok pemecah masalah? Apakah kamu punya nyali untuk bertarung tanpanya?
Buku ini berbeda dengan #serialbumi sebelumnya karena gaya penceritaan dalam matahari minor menggunakan sudut pandang Seli. Â Di dalam bukunya, Seli menyampaikan bahwa memang dalam buku ini ceritanya akan menjalar kemana-mana,Seli memohon maaf jika ceritanya lompat-lompat. Ia tak sehebat Ali yang bisa bercerita secara runtut dan sistematis atau Raib yang memang jago mengarang.
Awal cerita Seli mendapatkan mimpi buruk yang sama yang datang berkali-kali. Awalnya Seli mengira bahwa mimpi itu hanyalah sebuah bunga tidur tetapi mimpi itu terus datang berkali-kali. Ini adalah sebuah pertanda buruk, Seli harus mencari tahu penyebab mimpinya itu. Apakah itu ada hubungannya dengan Ily? Sosok yang dikagumi Seli karena ketenangannya. Seaindanya ada Ali, Seli bisa bertanya kepadanya. Apakah Seli dan Raib bisa memecahkan masalah tersebut? Apakah yang dikatakan master B tentang Ily benar?
Penceritaan dalam novel ini khas dengan gaya Seli yang selalu ingin bertanya. Pertanyaan yang terlontar terkadang membuat orang sebal dan risih namun pertanyaan tersebut menjawab pertanyaan pembaca juga. Pembaca diajak untuk berkomunikasi dengan memberikan pernyataan dan pertanyaan terkait dengan apa yang dipikirkan dan dirasakan Seli. Sangat mengesankan, Seli mampu berdialog dengan pembaca meskipun Ia sibuk dengan pemikirannya sendiri. Ia takut pembaca bosan mengikuti alur cerita yang disajikan Seli. Banyak keraguan-keraguan yang dilontarkan Seli dalam bercerita. Ia memberikan penilaian sendiri terhadap tulisannya.
Jujur petualangan dalam #matahariminor terasa hambar dan kurang menegangkan  tanpa hadirnya si Jenius Ali. Ali yang mempunyai pemikiran beberapa langkah ke depan, lebih memilih tinggal di Sagaras untuk mengembalikan kekuatannya. Rasanya banyak kecerobohan yang dilakukan Seli dan Raib  dalam mencari keberadaan ILy tanpa hadirnya Ali. Well, ada pengobat dengan ikutnya Si Putih, Kucing Kuno yang memiliki usia ribuan tahun yang mulai menampakkan kekuatannya. Si Putih hadir menyegarkan ceritanya dengan keunikan dan kecuekan yang dimiliki Si Putih.
Akhir cerita di matahari minor sebenarnya sudah dapat ditebak sehingga dalam membaca ceritanya tidak membutuhkan waktu yang lama, kalian bisa menghabiskan cerita itu dalam sehari lho. Â Meskipun demikian, plot twistnya cukup mengesankan dan membuat bertanya tentang kembalinya si Ily.
Cover yang disajikan dalam matahari minor mempunyai kesamaan dengan cover pada serialbumi ke-3 yaitu Matahari. Keduanya sama-sama berwarna merah bata, mungkin karena matahari minor merupakan satu klan dengan matahari, makanya penggunaan warna dibuat sama. Mencermati cover matahari minor sebenarnya bisa dipahami isi ceritanya. Ada gambar dua matahari yang mengisyaratkan bahwa klan yang akan dikunjungi mempunyai dua matahari yang memiliki ukuran yang berbeda. Ada gambar monyet yang bersayap mengisyaratkan bahwa Seli dan Raib akan bertemu dengan monyet yang memiliki sayap. Ada konstelasi kota yang berpindah, mungkin juga pembaca bisa menerka bahwa ada kota-kota yang melakukan migrasi secara terus-menerus. Terakhir yang paling mencolok adalah adanya sosok yang menggunakan jubah, pembaca bisa mengira bahwa sosok yang berjubah itu adalah sosok yang sedang dicari-cari oleh Seli dan Raib. Sosok yang sangat misterius dan semoga di buku ke-15 terjawab semua.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H