penulis : Evi Latif Habsari, S.Pd.
SMA NEGERI 1 SALATIGA
Landasan pendidikan adalah cinta, sedangkan dasar pendidikan adalah Pancasila, sedangkan tujuan kurikuler dari pendidikan adalah cipta, rasa, karsa dan karya. Peran guru dalam proses kemajuan pendidikan sangatlah penting.Â
Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi intelektualitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku dalam masyarakat.Â
Oleh karena itu tugas yang diemban guru tidaklah mudah. Guru yang baik harus mengerti dan paham tentang hakikat sejati seorang guru.
Pelajaran matematika masih menjadi momok bagi sebagian siswa. Pelajaran yang banyak bersentuhan dengan angka ini sering dikaitkan dengan sesuatu yang susah dan dinilai tidak realistis. Untuk mengatasi masalah tersebut, seorang guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang baik terkait pelajaran matematika. Namun bukan hanya sebatas paham, tapi juga perlu tahu bagaimana cara membuat pelajaran menyenangkan. Dan membutikan bahwa matematika bukan pelajaran yang tidak realitis.
Jika seorang guru matematika melakukan pengajaran bukan pembelajaran, maka guru yang seperti ini tidak mempunyai tujuan lain selain melakukan tugas rutin yang diembannya. Tidak punya keinginan memperbaiki cara mengajar, tidak mau terlibat lebih jauh dalam kegiatan pembelajaran.Â
Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai pentransfer ilmu pengetahuan yang ia anggap penting bukan yang siswa anggap penting.Â
Tidak berupaya menggali dan mendalami hal-hal menarik dari ilmu yang disampaikan. Akibatnya siswa pun tidak tertarik terhadap matematika. Siswa menganggap matematika adalah mata pelajaran yang kering, membosankan, menjenuhkan dan menegangkan. Sikap guru seperti ini, hanya sebagai pemberi perintah/ instruksi sedangkan siswa harus menuruti instruksi tersebut.Â
Peranan guru dalam pembelajaran matematika adalah mempersiapkan pembelajaran dengan melakukan penyederhanaan materi, memfasilitasi siswa untuk belajar dengan pembuatan bahan ajar dan media pembelajaran, mengorganisasikan tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa
Guru idaman adalah guru yang mampu mendidik muridnya dengan hati. Kunci untuk mendidik dengan hati hanya satu yaitu ikhlas. Ikhlas berbagi ilmu, ikhlas berbagi kasih sayang, ikhlas medoakan murid-muridnya dan ikhlas mengajar karena Allah SWT. Aktivitas mengajar (pembelajaran) yang dilakukan guru itu perlu dilandasi dengan niat ibadah. Dengan niat seperti itu, Â mengajarpun akan terasa enjoy (menyenangkan).
Menjadi seorang guru idaman oleh siswa merupakan cita-cita semua guru. Kedekatan antara murid dan guru sebisa mungkin harus dibangun agar proses pembelajaran bisa menyenangkan dan siswa juga akan merasa nyaman selama berada di dalam kelas. Karakter apa saja yang diidamkan siswa kebanyakan di sekolah yaitu:
- Komunikatif
Seorang guru bersifat komunikatif  siswa akan lebih mudah menjalin komunikasi. Siswa akan memposisikan dirinya sebagai pastner belajar sehingga akan lebih nyaman baginya untuk bertukar informasi dengan guru.
- Memahami peserta didik
Guru yang disenangi oleh siswanya adalah guru yang mampu memahami perasaan anak didiknya. Guru adalah orang tua siswa di sekolah. Guru akan lebih mudah memahami kemampuan dan kendala yang dialami siswanya selama proses pembelajaran.
- Dinamis dan kretif
Kreativitas seseorang memanglah berbeda-beda. Namun bukan berarti guru tidak perlu kreatif ketika mengajar. Guru mampu memberikan hal-hal baru dalam proses pembelajaran, akan meminimalisir rasa bosan siswa.
- Humoris
Mengapa guru harus bisa bersifat humoris, suasana yang awalnya tegang akan kembalu menyenangkan dengan adanya hiburan yang diberikan oleh guru
Guru matematika perlu mengetahui beberapa tips agar dapat menyampaikan pelajaran secara menyenangkan kepada siswa dan harapannya siswa ikut tertarik dengan pelajaran yang disampaikan. Beberapa tipsnya yaitu:
- Memahami konsep dengan benar
- Tanpa pengetahuan konsep yang baik, tentu saja guru tersebut tidak akan mampu mengajar dengan baik.
- Mampu membuat matematika dekat dengan kehidupan nyata
- Guru mempunyai matematika tantangan bagaimana cara membuat pelajaran matematika dekat dengan kehidupan nyata. Untuk itu, guru perly melakukan metode pengajaran yang tepat, menggunakan alat peraga saat mengajar.
- Mengajar dengan teknik
- Guru matematika perlu menunjukkan teknik yang akan membuat siswa asyik dalam belajar matematika. Misal dengan menerapkan game/ permainan ketika mengajar matematika.
Bagi guru idaman itu mengajar tidak hanya masuk ke kelas, bertemu dengan siswanya, belajar, melaksanakan tugas-tugas dan menertibkan segala hal yang dilanggar kemudian keluar kelas dan pulang. Kalau hanya ini yang dilakukan guru, maka kita tidak perlu mengikuti pendidikan yang tinggi atau mengikuti pelatihan yang hebat.
Guru idaman senantiasa dirindukan oleh siswanya, guru yang selalu memberikan kebaikan sekecil apapun kebaikan itu mampu mengarahkannya. Guru yang memiliki cita-cita besar untuk melihat siswanya terus tumbuh dalam ilmu dan budi pekerti, guru yang terus berupaya memotivasi anak didiknya untuk bermetamorfosa dan menyempurna menjadi insan yang mampu memberdaya dan mengaktualisasikan dirinya. Itulah sesungguhnya hal yang dimiliki oleh para guru idaman.